PLURALISME AGAMA
(oleh: Andi dalam kajian kamis/al-hadid/060406)
Pembagian Manusia & Sifat masing-masing kelompok menurut Al-Qur’an:
1. Mu’min dengan mengesakan Allah, kenabian 25 Rasul, Alkitab, Qiyamat, Qadha’ dan Taqdir. Identifikasi muttaqien banyak disebut Al-Qur’an, contohnya empat ayat QS Al-Baqarah 2-5.
2. Ingkar dari janji saat penciptaan disebut dua ayat (QS 2:6-7). 6. Sesungguhnya orang-orang kafir, sama saja bagi mereka, kamu beri peringatan atau tidak, mereka tidak juga akan beriman. 7. Allah telah mengunci-mati hati dan pendengaran mereka, dan penglihatan mereka ditutup. Bagi mereka siksa yang amat berat. Lihat QS 5:89, 2:26-27,224-5, 9:67-78, 6:47,49!
3. Munafiq merupakan tipe ketiga dan berjumlah terbesar, hingga paling banyak disebut dalam Al-Qur’an, mereka memiliki sifat-sifat manusia syaithan seperti 13 ayat (QS 2: 8-20). 8. Di antara manusia ada yang mengatakan: "Kami beriman kepada Allah dan Hari kemudian," pada hal mereka itu sesungguhnya bukan orang-orang yang beriman. 9. Mereka hendak menipu Allah dan orang-orang yang beriman, padahal mereka hanya menipu diri sendiri sedang mereka tidak sadar. 10. Dalam hati mereka ada penyakit, lalu ditambah Allah penyakitnya; dan bagi mereka siksa yang pedih, disebabkan mereka berdusta. 11. Bila dikatakan kepada mereka: "Janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi." Mereka menjawab: "Sesungguhnya kami orang-orang yang mengadakan perbaikan." 12. Ingatlah, sesungguhnya mereka itulah orang-orang yang membuat kerusakan, tetapi mereka tidak sadar. 13. Apabila dikatakan kepada mereka: "Berimanlah kamu sebagaimana orang-orang lain telah beriman." Mereka menjawab: "Akan berimankah kami sebagaimana orang-orang yang bodoh itu telah beriman?" Ingatlah, sesungguhnya merekalah orang-orang yang bodoh; tetapi mereka tidak tahu. 14. Dan bila mereka berjumpa dengan orang-orang yang beriman, mereka mengatakan: "Kami telah beriman." Dan bila mereka kembali kepada syaitan-syaitan mereka, mereka mengatakan: "Sesungguhnya kami sependirian dengan kamu, kami hanyalah berolok-olok." 15. Allah akan (membalas) olok-olokan mereka dan membiarkan mereka terombang-ambing dalam kesesatan mereka. 16. Mereka itulah orang yang membeli kesesatan dengan petunjuk, maka tidaklah beruntung perniagaan mereka dan tidaklah mereka mendapat petunjuk. 17. Perumpamaan mereka adalah seperti orang yang menyalakan api[*], maka setelah api itu menerangi sekelilingnya Allah hilangkan cahaya (yang menyinari) mereka, dan membiarkan mereka dalam kegelapan, tidak dapat melihat. [*]. Orang-orang munafik itu tidak dapat mengambil manfaat dari petunjuk-petunjuk yang datang dari Allah, karena sifat-sifat kemunafikkan yang bersemi dalam dada mereka. Keadaan mereka digambarkan Allah seperti dalam ayat tersebut di atas 18. Mereka tuli, bisu dan buta, maka tidaklah mereka akan kembali ke jalan yang benar, 19. atau seperti (orang-orang yang ditimpa) hujan lebat dari langit disertai gelap gulita, guruh dan kilat; mereka menyumbat telinganya dengan anak jarinya, karena (mendengar suara) petir,sebab takut akan mati. Dan Allah meliputi orang-orang yang kafir. 20. Hampir-hampir kilat itu menyambar penglihatan mereka. Setiap kali kilat itu menyinari mereka, mereka berjalan di bawah sinar itu, dan bila gelap menimpa mereka, mereka berhenti. Jikalau Allah menghendaki, niscaya Dia melenyapkan pendengaran dan penglihatan mereka. Sesungguhnya Allah berkuasa atas segala sesuatu.
Strategi Teologi Pluralisme Agama menurut Al-Qur’an:
1. Manusia yang cenderung melanggar janjinya sendiri dalam mengesakan Allah. Srateginya: merusak janji dengan cara tidak mau melaksanakan, meninggalkan akal dan perasaan, serta mangkir terhadap janji kenabian Para Rasul (Al-A’raf 179!); Sesungguhnya Kami jadikan untuk (isi neraka Jahannam) kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah), mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah) dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai.
2. Manusia yang cenderung memutus hubungan kausalitas (maka terputuslah sebab dengan akibat), mereka memilah satu kenabian dari lainnya padahal Isa telah memberi tanda keutuhan arti kenabian dirinya sampai Muhammad SAW. QS Al-Baqoroh 146; Orang-orang (Yahudi dan Nasrani) yang telah Kami beri Al Kitab (Taurat dan Injil) mengenal Muhammad seperti mereka mengenal anak-anaknya sendiri. Dan sesungguhnya sebahagian diantara mereka menyembunyikan kebenaran, padahal mereka mengetahui.
Pemutusan untuk tidak taat pada tatanan Syari’at dan prinsip Hudud, sedangkan putus
hubung kepada Rahim (seperti disepakati Jumhur) adalah bagian kecil dari itu.
3. Manusia yang cenderung merusak di bumi dengan kemaksiatan, fitnah, merintangi iman seseorang, penyesatan aqidah dan penyebaran keragu-raguan. Strategi perusakan: beribadah kepada selain Allah, berbuat aniaya (dholim) dalam segala hal, mengikuti syahwat yang merupakan puncak segala kerusakan.
Pengertian Pluralisme Berkait Ide Trinitas:
Istilah khusus dalam studi agama-agama. (Al-ta’addudiyah al-diniyyah / Religious Pluralism). Tidak dapat dimaknai sembarangan, merupakan Program utama dalam liberalisasi agama, sekaligus Masalah dan tantangan bagi semua agama.
Moses Mendelsohn (1729-1786):
Menurut ajaran agama Yahudi, seluruh penduduk bumi mempunyai hak yang sah atas keselamatan, dan sarana untuk mencapai keselamatan itu tersebar sama luas seperti umat manusia itu sendiri. (Harold Coward, Kanisius, Pluralisme: Tantangan bagi Agama-agama, 1989, hal. 17)
John Hick:
Arti khusus (...pluralisme agama adalah suatu gagasan bahwa agama-agama besar dunia merupakan persepsi dan konsepsi yang berbeda tentang, dan secara bertepatan merupakan respon yang beragam terhadap, Yang Real atau Yang Maha Agung dari dalam pranata kultural manusia yang bervariasi; dan bahwa transformasi wujud manusia dari pemusatan-diri menuju pemusatan-Hakikat terjadi secara nyata dalam setiap masing-masing pranata kultural manusia tersebut –dan terjadi, sejauh yang dapat diamati, sampai pada batas yang sama).
Difinisi Kamus: “Pluralisme agama” adalah kondisi hidup bersama (koeksistensi) antar agama (dalam arti yang luas) yang berbeda-beda dalam satu komunitas dengan tetap mempertahankan ciri-ciri spesifik atau ajaran masing-masing agama.
Dan mereka berkata: Tuhan Yang Maha Pemurah mempunyai anak. Sesungguhnya kalian telah mendatangkan perkara yang sangat munkar. Hampir-hampir langit pecah karena ucapan itu, dan bumi terbelah, dan gunung runtuh; karena mereka mendakwa Allah Yang Maha Pemurah mempunyai anak. (QS 19:88-91)
Sungguh telah kafirlah orang-orang yang menyatakan bahwa Allah adalah salah satu dari yang tiga. (QS 5:73)
Padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak menyalibnya, tetapi (yang mereka salib) ialah orang yang diserupakan dengan Isa a.s. bagi mereka. (QS 4:157)
Sesungguhnya orang-orang kafir yakni ahli kitab dan orang-orang musyrik akan masuk neraka jahannam, mereka kekal didalamnya. Mereka itu adalah seburuk-buruk makhluk. (QS 98:6)
Syahadat Nicea (versi Katolik): lahir masa Kaisar Konstantin tahun 325M dan dipertegas doktrin tersebut di Konstantinopel pada masa Kaisar Theodosius tahun 381M, berbunyi:
“Kami percaya pada satu Allah, Bapa Yang Mahakuasa, Pencipta segala yang kelihatan maupun yang tidak kelihatan. Dan pada satu Tuhan Yesus Kristus, Putra Allah, Putra Tunggal yang dikandung dari Allah, yang berasal dari hakikat Bapa, Allah dari Allah, terang dari terang, Allah benar dari Allah Benar, dilahirkan tetapi tidak diciptakan, sehakikat dengan Bapa, melalui dia segala sesuatu menjadi ada…”
Perubahan syahadat Nicea:
• Konsili Efesus, 431M, melarang perubahan apa pun pada ‘Syahadat Nicea’, dengan ancaman kutukan Gereja (anathema).
• Konsili Kalsedon, 451M, mengubah ‘Syahadat Nicea’. Kutukan thd Arius dihapus.
• Konsili Toledo III, 589M, Gereja Barat menambah frasa “dan Putra” (Filioque), pada penggal kalimat “dan akan Roh Kudus … yang berasal dari Bapa”.
• Konsili Vatikan II, 1962-1965, mengganti kata pembuka “Aku percaya” menjadi “Kami percaya”.
Al-Islam terdiri 3 pilar yang utuh: Aqidah-Syariah-Akhlaq. Pluralisme Agama berbasis pada pemikiran Relativisme Kebenaran dan Iman. Paham ini begitu luas disebarkan di lingkungan kampus & organisasi Islam!
Fatwa MUI:
Pluralisme agama: suatu paham yang mengajarkan bahwa semua agama adalah sama dan karenanya kebenaran setiap agama adalah relatif; oleh sebab itu, setiap pemeluk agama tidak boleh mengklaim hanya agamanya saja yang benar sedangkan agama yang lain salah. Pluralisme juga mengajarkan bahwa semua pemeluk agama akan masuk dan hidup berdampingan di surga.
(1) Pluralisme, sekularisme dan liberalisme agama sebagaimana dimaksud pada bagian pertama adalah paham yang bertentangan dengan ajaran agama Islam. (2) Umat Islam haram mengikuti paham Pluralisme, Sekularisme dan Liberalisme Agama. (3) Dalam masalah aqidah dan ibadah, umat Islam wajib bersifat eksklusif dalam artian haram mencampuradukkan aqidah dan ibadah umat Islam dengan aqidah dan ibadah pemeluk agama lain.
1). Makalah pribadi Akar Teologi Kristen dalam Pandangan Alqur’an (2006).
2). Presentasi “Pluralisme Agama” dalam kesempatan terbatas oleh Adian Husaini tahun 2005,
(Kandidat Doktor bidang pemikiran dan peradaban Islam di ISTAC-IIUM).
PLURALISME AGAMA
(Kajian Lanjutan: Selasa-putm/180406)
Latar Belakang Masalah:
Manusia cenderung mencari sebuah kekuatan magis yang diyakini sebagai tuhan, membuat simbol-simbol dan perlambangan dari tuhan tersebut. Manusia tidak akan mampu sampai kepada kebenaran hakiki, jika dia harus berpikir sendiri (naluri indera dan ilham) tentang khaliq Sang Pencipta. Periode prasejarah adalah masa gelap, namun mazhab Darwinisme meyakini, masa tersebut telah memiliki kebudayaan. Sedang Koentjaraningrat (1994) menegaskan, lingkar kebudayaan terdalam adalah kepercayaan pada Tuhan. Al-Islam diturunkan untuk meluruskan kesalahan dengan jalan yang sesuai fitrah manusia, berupa; akal, hidayah dan taufiq. Hidayah akan merubah impuls syaraf kesadaran dari derajat binatang ke posisi kholifatullah fil ardh. Manusia bukan berasal dari hewan, bahwa lintas spesies dari hewan ke kejadian manusia merupakan sesat pikir. Bukan pula hakekat kebenaran berporos pada akal manusia atau alam.
Dalam rangka doktrin TRI TUNGGAL, Gereja membagi alasan penebusan Dosa Yesus pada umat manusia dalam tiga periode; 1) 2000 tahun dari Adam hingga Abraham, 2) 2000 tahun dari Abraham – Isa Almasih, 3) 2000 tahun dari Almasih–Kiamat. Drama penyaliban Yesus dengan mengorbankan waktu ±4000 tahun adalah bukti tiadanya faktor hidayah agama. Termonologi kholifah fil ardh, memungkinkan manusia jatuh sehina seekor kera. Manusia hanya bertanggung jawab kepada Allah, tidak terhubung amal perbuatan manusia lain sebelumnya.
Semakin banyaknya diskursus pemikiran perihal pluralisme agama (Al-ta’addudiyah al-diniyyah / Religious Pluralism) yang lahir dari pemikir-pemikir Islam. Menurut Adian Husaini, istilah ini khusus dalam studi agama-agama, tidak dapat dimaknai sembarangan, merupakan program utama dalam liberalisasi agama, sekaligus masalah dan tantangan bagi semua agama.
Moses Mendelsohn (1729-1786):
Menurut ajaran agama Yahudi, seluruh penduduk bumi mempunyai hak yang sah atas keselamatan, dan sarana untuk mencapai keselamatan itu tersebar sama luas seperti umat manusia itu sendiri. (Harold Coward, Kanisius, Pluralisme: Tantangan bagi Agama-agama, 1989, hal. 17).
Difinisi Kamus: “Pluralisme agama” adalah kondisi hidup bersama (koeksistensi) antar agama (dalam arti yang luas) yang berbeda-beda dalam satu komunitas dengan tetap mempertahankan ciri-ciri spesifik atau ajaran masing-masing agama.
Pembagian Sifat Manusia menurut Al-Qur’an:
1. Mu’min dengan mengesakan Allah, kenabian 25 Rasul, Alkitab, Qiyamat, Qadha’ dan Taqdir. Identifikasi muttaqien banyak disebut Al-Qur’an, contohnya empat ayat QS 2: 2-5, namun ujian bagi mu’min/muttaqien adalah pasti. Sikap batin seseorang pada akhirnya membutuhkan hidayah, karena kemampuan nalar maupun ketrampilan pengalamannya terbatas.
2. Ingkar dari janji saat penciptaan disebut dua ayat (QS 2:6-7). Peringatan keimanan buat kaum Kafir tidak diperlukan, karena Allah telah mengunci-mati hati, pendengaran, dan penglihatan mereka ditutup. Bagi mereka siksa yang amat berat. Inspirasi basis pengingkaran ini disinggung amat jelas dalam ayat ke-27 Al-Baqarah, mungkin dari sinilah persoalan pluralisme muncul. Pemutusan untuk tidak taat pada tatanan Syari’at, prinsip Hudud, pilar Aqidah dan Akhlak. Sedang putus hubung kepada Rahim (seperti disepakati Jumhur) hanya bagian kecil dari itu. Lihat QS 5:89, 2:26-27,224-5, 9:67-78, 6:47,49! Sungguh telah kafirlah orang-orang yang menyatakan bahwa Allah adalah salah satu dari yang tiga (QS 5:73).
3. Munafiq merupakan tipe ketiga dan berjumlah terbesar, hingga paling banyak disebut dalam Al-Qur’an, mereka memiliki sifat-sifat syirik manusia syaithan seperti 13 ayat (QS 2: 8-20) berupa; pendusta, sumpah palsu, mempermainkan Allah, sombong, penghasut, ingkar janji, tak berpendirian, penampilan mengesankan, dan berbuat fasik. Banyak dalih merelatifkan kebenaran dan iman, bahwa yang tahu persoalan hati (niat) hanyalah Allah SWT., sedang pemikiran manusia belum terbukti dalam tindakan nyata (praksis, amal dst.) dan belum melembaga jadi pembiyasan sifat-sifat ketauhidan.
Teologi Pluralisme Agama menurut Al-Qur’an:
Manusia yang cenderung melanggar janjinya sendiri dalam mengesakan Allah. Srateginya: merusak janji dengan cara tidak mau melaksanakan, meninggalkan akal dan perasaan, serta mangkir terhadap janji kenabian Para Rasul (Al-A’raf 179!); Sesungguhnya Kami jadikan untuk (isi neraka Jahannam) kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah), mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah) dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai.
Manusia yang cenderung memutus hubungan kausalitas (maka terputuslah sebab dengan akibat), mereka memilah satu kenabian dari lainnya padahal Isa telah memberi tanda keutuhan arti kenabian dirinya sampai Muhammad SAW. QS Al-Baqoroh 146; Orang-orang (Yahudi dan Nasrani) yang telah Kami beri Al Kitab (Taurat dan Injil) mengenal Muhammad seperti mereka mengenal anak-anaknya sendiri. Dan sesungguhnya sebahagian diantara mereka menyembunyikan kebenaran, padahal mereka mengetahui.
Manusia yang cenderung merusak di bumi dengan kemaksiatan, fitnah, merintangi iman seseorang, penyesatan aqidah dan penyebaran keragu-raguan. Strategi perusakan: beribadah kepada selain Allah, berbuat aniaya (dholim) dalam segala hal, mengikuti syahwat yang merupakan puncak segala kerusakan.
Syahadat Nicea (versi Katolik): lahir masa Kaisar Konstantin tahun 325M dan dipertegas doktrin tersebut di Konstantinopel pada masa Kaisar Theodosius tahun 381M, berbunyi:
“Kami percaya pada satu Allah, Bapa Yang Mahakuasa, Pencipta segala yang kelihatan maupun yang tidak kelihatan. Dan pada satu Tuhan Yesus Kristus, Putra Allah, Putra Tunggal yang dikandung dari Allah, yang berasal dari hakikat Bapa, Allah dari Allah, terang dari terang, Allah benar dari Allah Benar, dilahirkan tetapi tidak diciptakan, sehakikat dengan Bapa, melalui dia segala sesuatu menjadi ada…”
Perubahan syahadat Nicea dapat dicermati berikut:
• Konsili Efesus, 431M, melarang perubahan apa pun pada ‘Syahadat Nicea’, dengan ancaman kutukan Gereja (anathema).
• Konsili Kalsedon, 451M, mengubah ‘Syahadat Nicea’. Kutukan terhadap Arius dihapus.
• Konsili Toledo III, 589M, Gereja Barat menambah frasa “dan Putra” (Filioque), pada penggal kalimat “dan akan Roh Kudus … yang berasal dari Bapa”.
• Konsili Vatikan II, 1962-1965, mengganti kata pembuka “Aku percaya” menjadi “Kami percaya”.
Lintasan pendapat tentang Pluralisme Agama di Indonesia kian marak sejak Nurcholish Madjid:
“Sebagai sebuah pandangan keagamaan, pada dasarnya Islam bersifat inklusif dan merentangkan tafsirannya ke arah yang semakin pluralis. Sebagai contoh, filsafat perenial yang belakangan banyak dibicarakan dalam dialog antar agama di Indonesia merentangkan pandangan pluralis dengan mengatakan bahwa setiap agama sebenarnya merupakan ekspresi keimanan terhadap Tuhan yang sama. Ibarat roda, pusat roda itu adalah Tuhan, dan jari-jari itu adalah jalan dari berbagai Agama. Filsafat perenial juga membagi agama pada level esoterik (batin) dan eksoterik (lahir). Satu Agama berbeda dengan agama lain dalam level eksoterik, tetapi relatif sama dalam level esoteriknya. Oleh karena itu ada istilah "Satu Tuhan Banyak Jalan".” (Buku Tiga Agama Satu Tuhan, Mizan, Bandung, 1999, hal. xix.)
Al-Islam terdiri 3 pilar yang utuh: Aqidah-Syariah-Akhlaq. Pluralisme Agama berbasis pada pemikiran Relativisme Kebenaran dan Iman. Paham ini begitu luas disebarkan di lingkungan kampus & organisasi Islam di Indonesia (Adian mengidentifikasi 20 nama)!
Ketika Pluralisme Agama (Aqidah) dianut, maka konsep Syariat pun secara otomatis dirombak. Terutama hukum-hukum Islam yang selama ini mengatur hubungan antar pemeluk agama: hukum pernikahan, waris, dan sebagainya. (Lihat buku Fiqih Lintas Agama, CLD-KHI, dan sebagainya)
Pluralisme Agama adalah sebuah agama baru, dengan konsep aqidah, syariat yang berbeda dengan agama-agama yang ada. Begitu juga dengan konsep kenabian, dan seterusnya. Karena itu, wajar jika agama-agama yang ada menolaknya… Beberapa pendapat ini mungkin bisa dicermati!
Taufik Adnan Amal:
“Uraian dalam paragraf-paragraf berikut mencoba mengungkapkan secara ringkas proses pemantapan teks dan bacaan Alquran, sembari menegaskan bahwa proses tersebut masih meninggalkan sejumlah masalah mendasar, baik dalam ortografi teks maupun pemilihan bacaannya, yang kita warisi dalam mushaf tercetak dewasa ini. Karena itu, tulisan ini juga akan menggagas bagaimana menyelesaikan itu lewat suatu upaya penyuntingan edisi kritis Alquran.” (Makalah, “Edisi Kritis al-Quran”, dalam buku Wajah Liberal Islam di Indonesia”, 2002, hal. 78)
“Terdapat berbagai laporan tentang eksistensi bagian-bagian terhentu al-Quran yang tidak direkam secara tertulis ke dalam mushaf oleh komisi Zayd, dan karena itu menggoyahkan otentisitas serta integritas kodifikasi Utsman…Dengan demikian, pandangan dunia tradisional telah melakukan sakralisasi terhadap suatu bentuk tulisan yang lazimnya dipandang sebagai produk budaya manusia.” (Rekonstruksi Sejarah al-Quran” (2005, hal. 379-381)
Jadi, Pluralisme Agama – yang membenarkan semua agama dan kepercayaan – adalah nyata-nyata paham syirik modern yang dikemas dan dibungkus dengan kata-kata indah (canggih) untuk menyesatkan umat Islam.
1) Makalah pribadi Akar Teologi Kristen dalam Pandangan Alqur’an (2006).
2) Presentasi “Pluralisme Agama” dalam kesempatan terbatas oleh Adian Husaini, Januari 2006,
(Kandidat Doktor bidang pemikiran dan peradaban Islam di ISTAC-IIUM).
3) Wahbah Zuhaili, Tafsir Al-Munier, Daarul Fikr, Beirut, cetakan ke-1, 1991, hal 59-62, 76-88, 102-4, 112-118.
Posted by :
Kor 2