Friday, November 24, 2006

AYAT-AYAT PEMURTADAN

AYAT-AYAT PEMURTADAN

ARTI dan Konsekuensi MURTAD:

Murtad agama, berarti keluar dari keyakinan, namun juga bermakna ingkar dari janji penciptaan hingga memilih jalan lain yang berlawanan. Sehingga dalam Islam (juga Kristen), resiko orang yang murtad adalah: darahnya halal, kehilangan hak waris dan perwalian, perkawinan dengan muslim terputus, tidak boleh dido’akan, penolongnya setan, Allah tak lagi melindungi dan memberi hidayah, serta dia akan kekal menghuni neraka.

QS Al-Maidah 5:54. Hai orang-orang yang beriman, barangsiapa di antara kamu yang murtad dari agamanya, maka kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum yang Allah mencintai mereka dan merekapun mencintaiNya, yang bersikap lemah lembut terhadap orang yang mukmin, yang bersikap keras terhadap orang-orang kafir, yang berjihad dijalan Allah, dan yang tidak takut kepada celaan orang yang suka mencela. Itulah karunia Allah, diberikan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya, dan Allah Maha luas (pemberian-Nya), lagi Maha Mengetahui.

Yoh 14:6-7 :

"Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorang pun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku. Sekiranya kamu mengenal Aku, pasti kamu juga mengenal Bapa-Ku. Sekarang ini kamu mengenal Dia dan kamu telah melihat Dia."

2 Yoh 1:7-11

1:7 Sebab banyak penyesat telah muncul dan pergi ke seluruh dunia, yang tidak mengaku, bahwa Yesus Kristus telah datang sebagai manusia. Itu adalah si penyesat dan antikristus.

1:9 Setiap orang yang tidak tinggal di dalam ajaran Kristus, tetapi yang melangkah keluar dari situ, tidak memiliki Allah. Barangsiapa tinggal di dalam ajaran itu, ia memiliki Bapa maupun Anak.

1:10 Jikalau seorang datang kepadamu dan ia tidak membawa ajaran ini, janganlah kamu menerima dia di dalam rumahmu dan janganlah memberi salam kepadanya. 11 Sebab barangsiapa memberi salam kepadanya, ia mendapat bagian dalam perbuatannya yang jahat

Mat 18:11-14

[Karena Anak Manusia datang untuk menyelamatkan yang hilang.]" "Bagaimana pendapatmu? Jika seorang mempunyai seratus ekor domba, dan seekor di antaranya sesat, tidakkah ia akan meninggalkan yang sembilan puluh sembilan ekor di pegunungan dan pergi mencari yang sesat itu? Dan Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya jika ia berhasil menemukannya, lebih besar kegembiraannya atas yang seekor itu dari pada atas yang kesembilan puluh sembilan ekor yang tidak sesat. Demikian juga Bapamu yang di sorga tidak menghendaki supaya seorang pun dari anak-anak ini hilang."

Meski menjadi khalifatullah di bumi, sisi lain manusia yakni cenderung merusak dengan kemaksiatan (QS An-Nisa 4:29, An-Nahl 16:106), fitnah (QS At- Taubah 9:12, 49), merintangi iman seseorang (QS Nuh 71:7; An-Nahl 16:94; Al-Furqon 25:60; Asy-Syura 42:52), penyesatan aqidah (QS 2:217; Al-Ma’idah 5:54), cenderung sesat & bertuhan banyak (QS Ali Imron 3:64,69-72) dan menyebarkan keragu-raguan sehingga amal mereka tak berguna (QS An-Nur 24:39). Sedang strategi perusakannya, yakni beribadah kepada selain Allah termasuk menuruti hawa nafsu yang bersifat mengklaim, nikmat semu, penuh angan-angan dan mengandung birahi. QS Ibrahim 14:27 dengan berbuat aniaya (dholim) dalam segala hal, mengikuti syahwat yang merupakan puncak segala kerusakan.

KONTRA PEMURTADAN DENGAN IMAN-IHSAN:

Untuk meruntuhkan doktrin dasar trinitas, dengan pola-pola pemurtadan yang ada harus dibingkai dengan memahami keseluruhan tujuan kristenisasi itu sendiri dengan jawaban keutuhan langkah pada masing-masing bidang. Studi dan dakwah kristologi harus dilandasi dengan pilar substansi Islam yang meliputi dasar keimanan, prinsip syari’at dan akhlaq, sehingga kaum Muslim kukuh bersikap beralas ilmu pengetahuan menghadapi praktek kristenisasi masif itu.

QS Ibrahim 14:24. Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah Telah membuat perumpamaan kalimat yang baik[Tauhid] seperti pohon yang baik, akarnya teguh dan cabangnya (menjulang) ke langit.

QS Ibrahim 14:27. Allah meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman dengan Ucapan yang teguh itu[*] dalam kehidupan di dunia dan di akhirat; dan Allah menyesatkan orang-orang yang zalim dan memperbuat apa yang dia kehendaki. [*] yang dimaksud di sini ialah kalimatun thayyibah yang disebut ayat 24 di atas.

1 Kor 8:4-6

"Tidak ada berhala di dunia dan tidak ada Allah lain dari pada Allah yang esa." 5 Sebab sungguhpun ada apa yang disebut "allah", baik di sorga, maupun di bumi -- dan memang benar ada banyak "allah" dan banyak "tuhan" yang demikian -- 6 Namun bagi kita hanya ada satu Allah saja, yaitu Bapa, yang dari pada-Nya berasal segala sesuatu dan yang untuk Dia kita hidup, dan satu Tuhan saja, yaitu Yesus Kristus, yang oleh-Nya segala sesuatu telah dijadikan dan yang karena Dia kita hidup

QS Al-Baqarah 2:79 (baca QS Ali Imron 3:78-80) ini menginformasikan kontradiksi ketuhanan Yesus seperti dalam ayat-ayat Alkitab:

Lukas 24:3 dan setelah masuk mereka tidak menemukan mayat Tuhan Yesus. 24:5 Mereka sangat ketakutan dan menundukkan kepala, tetapi kedua orang itu berkata kepada mereka: "Mengapa kamu mencari Dia yang hidup, di antara orang mati? 24:6 Ia tidak ada di sini, Ia telah bangkit.

Mazmur 110:1 Demikianlah firman TUHAN kepada tuanku: "Duduklah di sebelah kanan-Ku, sampai Kubuat musuh-musuhmu menjadi tumpuan kakimu."

Yoh 17:3 Inilah hidup yang kekal itu, yaitu bahwa mereka mengenal Engkau, satu-satunya Allah yang benar, dan mengenal Yesus Kristus yang telah Engkau utus.

Kis 3:22 Bukankah telah dikatakan Musa: Tuhan Allah akan membangkitkan bagimu seorang nabi dari antara saudara-saudaramu, sama seperti aku: Dengarkanlah dia dalam segala sesuatu yang akan dikatakannya kepadamu. 23 Dan akan terjadi, bahwa semua orang yang tidak mendengarkan nabi itu, akan dibasmi dari umat kita. (Lihat QS 3:81!)

Kini saatnya ”dakwah” untuk sabar berjihad di jalan Allah menghadapi ujian keimanan kita (QS At-Taubah 9:16) dengan mengamalkan pilar al-islam, mempelajari Al-Kitab dan terus membaca strategi mereka sampai pemurtadan ahlul kitab (QS 2:109) berbalik jadi syahadatullah.

Fokus transformasi (baca: pemurtadan di buku TI, Jeff Hammond, Metanoia hal. 27) nusantara yang dimulai 2005 sebagai tahun tuaian dan 2020 sebagai tahun amanat agung harus difahami dalam kerangka perbaikan berislam dalam diri, keluarga, masyarakat dan bangsa. Hanya Allah SWT yang Maha tahu kebenaran rencana manusia. [ ]

Bahan diskusi Kultum FDK dalam silaturrahim tanggal 02/09/2006 di Tamansiswa.

KHOTIMAH

Lunching webblog FDK : kristo2006.blogspot.com merupakan akibat tak terelakkan dari pergumulan ide keimanan kepada Allah Yang Maha Mengetahui, karena keresahan forum, merebaknya praktek-praktek penginjilan, ragam dakwah kristologi yang menantang keislaman dan seterusnya. Apakah agama ini rahmat ataukah bencana, kenapa meski menyembunyikan al-haq di belantara pengetahuan yanga membingungkan serta resiko yang kacaukan tatanan bahkan menantang sunnatullah! Bahwa semua anggota forum terlibat, mari mencermati lingkungan sekitar, semoga keislaman dan keimanan ini terjaga dari kufur serta beragam bentuk nifaq yang menyesatkan.

Motto fdk apa? Mungkin terpenting, bahwa istiqomah harus ditumbuh suburkan dengan berjalan terus di jalanNya; as-salaamu ala man ittaba’a al-huda!

Billahi at-taufiq wa al-hidayah, wallahu a’alam. [ ]

Posted By : Kor 2

PEMURTADAN

STRATEGI MENGATASI PEMURTADAN

Andi *)

QS Al-An’am [6]:70. Dan tinggalkanlah orang-orang yang menjadikan agama (Islam) mereka sebagai main-main dan senda gurau [tidak sungguh-sungguh], dan mereka telah ditipu oleh kehidupan dunia. Peringatkanlah (mereka) dengan Al-Quran itu agar masing-masing diri tidak dijerumuskan ke dalam neraka, karena perbuatannya sendiri. Tidak akan ada baginya pelindung dan tidak pula pemberi syafa'at[*] selain daripada Allah. Dan jika ia menebus dengan segala macam tebusanpun, niscaya tidak akan diterima itu daripadanya. Mereka itulah orang-orang yang dijerumuskan ke dalam neraka, bagi mereka (disediakan) minuman dari air mendidih dan azab yang pedih disebabkan kekafiran mereka.

[*] Usaha perantaraan dalam memberi sesuatu manfaat bagi orang lain atau mengelakkan sesuatu mudharat bagi orang lain. Syafa'at yang tidak diterima di sisi Allah adalah syafa'at bagi orang kafir.

TRINITAS ADALAH DASAR PEMURTADAN

Jika dicermati kegiatan pemurtadan oleh misionaris gereja tak lebih merupakan penyebaran doktrin trinitas agama Kristen, serta membelokkan misi kerasulan Yesus, sebab dia diutus hanyalah untuk bangsa Israel semata sebagaimana dapat dikenali melalui ayat-ayat Yesaya 43: 11-12 beikut;

Bahwa Aku ini, bahkan Akulah Tuhan, lain daripadaku tiadalah Juru-Selamat. Bahwa Akulah yang sudah berfirman, yang menolong dan yang sudah mengajarkan, dan bukanlah allah asing yang ada diantara kamu; Kamulah saksi-saksiku, demikianlah firman TUHAN, bahwa Aku ini Allah.

Yoh 17:3 Inilah hidup yang kekal, yaitu supaya mereka itu mengenal engkau, Allah yang Esa dan benar, dan Yesus Kristus yang telah Engkau suruhkan itu.

Sebutan dan cara penulisan Tuhan sebagai Allah pada ayat diatas bisa mengaburkan pikiran, apakah yang dimaksudkan sama dengan ayat-ayat monoteis seperti ”Jangan ada padamu allah lain di hadapanKu” (Kel 20:3), ”Allah...mengatasi segala allah” (Maz 95:3) dan ”Sebab Allah kami lebih besar dari segala allah” (II Taw 2:5). Ataukah maksudnya Allah dalam arti tritunggal (polytheis).

Sejarah Trinitas, sering disebut Tritunggal dalam keyakinan gereja menyangkut keesaan Tuhan dalam tiga wujud yakni Allah Bapa, Allah Putra dan Roh Kudus baru dimulai pada Konsili Nicea diprakarsai oleh Kaisar Konstantin tahun 325M dan dipertegas doktrin tersebut di Konstantinopel pada masa Kaisar Theodosius tahun 381M. QS Al-Baqoroh 79 menginformasikan, bahwa memang terdapat manusia yang menulis isi kitab suci dengan tangannya lalu mengatakan itu berasal dari Tuhan. Maka ayat berikut bermakna jauh dari keesaan sekaligus merupakan dasar penyesatan itu:

Mat 28:19 Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, Mat 28:20 dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman.

Ayat ini merupakan ajaran susulan bukan berasal dari Yesus, karena Injil Matius pasal 28 ayat 16-20 baru ditambahkan ± 300 tahun setelah kenabian Yesus oleh para anonim, hingga menjadi ayat penginjilan seperti ditulis Hugh J. Schonfield nominator Nobel 1959 dalam The Original New Testament: ”Ayat Matius 28:15 ini adalah penutup Injil (Matius). Dengan demikian, ayat-ayat selanjutnya (16-20) nampak sebagai yang baru ditambahkan kemudian. Mat 28:15, berbunyi: ”Mereka menerima uang itu dan berbuat seperti yang dipesankan kepada mereka. Dan ceritera ini tersiar di antara orang Yahudi sampai sekarang ini.” Oleh Prof. Robert Funk dari Universitas Harvard, dalam buku The Five Gospels mengomentari ayat-ayat tambahan ini sebagai berikut: “Perintah utama dalam Matius 28:16-20…diciptakan oleh para penginjil…Yesus sangat mungkin tidak memiliki ide mengajarkannya ke seluruh dunia dan (Yesus) sudah pasti bukan pendiri lembaga ini. Ayat ini tidak menggambarkan perintah yang diucapkan Yesus.” (Pengantar buku Dokumen Pemalsuan Alkitab, Molyadi Samuel AM., 2002).

Ayat tersebut juga berbeda dengan doktrin keesaan yang diajarkan Yesus (± 6 SM – 30M), tertulis dalam Injil Yohanes 17:3 Inilah hidup yang kekal itu, yaitu bahwa mereka mengenal Engkau, satu-satunya Allah yang benar, dan mengenal Yesus Kristus yang telah Engkau utus. Oleh pengaruh Rasul Paulus ratusan tahun setelah era Yesus, doktrin itu menjadi kabur dari yang terbaca dalam Injil Mat 23:9 Dan janganlah kamu menyebut siapa pun bapa di bumi ini, karena hanya satu Bapamu, yaitu Dia yang di sorga. 23:10 Janganlah pula kamu disebut pemimpin, karena hanya satu Pemimpinmu, yaitu Mesias. Disini sistem pewahyuan bisa dimungkinkan; bahwa penulis Alkitab mendapatkan ilham dari Tuhan; atau melalui Roh Kudus; atau diberkati oleh Tuhan. Kebanyakan para penulis Alkitab itu masih bersaudara dan mungkin belum pernah bertemu dengan Yesus sendiri seperti halnya Paulus yang bahkan menisbatkan dirinya sebagai Mesias. Injil kanonik (Matius, Markus, Lukas dan Yohanes) bahkan belum eksis dalam bentuk gabungan hingga sekitar 40 – 70 tahun setelah kenabian Yesus. Injil itu hanyalah cerita tentang Yesus oleh para anonim yang oleh gereja lalu diberi nama sesuai nama murid-murid Yesus dan diklaim sebagai sabda Yesus sebagaimana dikutip dalam firmanNya. Harus dicatat bahwa Injil Yesus yang orisinal tidak bisa ditemukan dalam korpus Alkitab. (Salib Di Bulan Sabit, Jerald F.Dirk, Serambi, 2004 hal 93 & 253).

Perbedaan siapa tuhan semakin tajam jika kita ikuti eksistensi oknum Allah lain dalam ayat-ayat Alkitab Yohanes 10:30 Aku dan Bapa adalah satu. Mazmur 84:12 Sebab TUHAN Allah adalah matahari dan perisai; kasih dan kemuliaan Ia berikan; Ia tidak menahan kebaikan dari orang yang hidup tidak bercela. Sebutan matahari dan perisai pada ayat ini sama dengan julukan bahwa Allah adalah api yang menghanguskan (Ibr 12:19), Yesus sebagai persembahan korban yang harum (Efesus 5:2) sama dengan anak domba God of Light, The Lamb (domba) 1Kor 5:7, Jesus Christ Son of God (juga era Musa AS abad ke-14 – 13 SM) jadi tuhan-tuhan lain yang bersifat pagan. Wajar kritik QS An-Nisa’ [4]:171 berbunyi: Wahai ahli kitab, janganlah kamu melampaui batas dalam beragama, jangan mengatakan terhadap Allah kecuali yang benar. Sesungguhnya Almasih Isa putra Maryam adalah utusan Allah dan kalimatNya yang disampaikan kepada Maryam (dengan tiupan) roh dariNya. Maka berimanlah kamu kepada Allah dan RasulNya dan janganlah kamu mengatakan: ”Tuhan itu tiga” berhentilah dari mengucapkan itu, akan lebih baik bagimu! Sesungguhnya Allah Tuhan Yang Maha Esa, Maha Suci Allah dari mempunyai anak, segala yang di langit dan di bumi adalah kepunyaanNya.

Jika ditelaah ajaran tritunggal dan pemurtadan Mat 28:19 yang mengelabuhi umat Kristiani ini terkandung di dalamnya kelemahan mendasar antara lain; terputusnya ajaran keesaan Allah yang dibawa Yesus dan terputusnya kenabian Yesus (Yoh 14:16-17 dan QS 1:27). Doktrin tritunggal juga tidak ditemui pada Perjanjian Lama; ”Dengar hai orang Israel, Tuhan itu Allah kita, Tuhan itu Esa..” (Ula 6:4). Doktrin ini tersiar bertahap lewat banyak perdebatan, akhir abad 4 terbentuk pada skema doktrin yang sekarang.(Encyclopedia Britannica, 1976, 10:126). Konsekwensi lebih jauh adalah pertentangan pandangan tentang trinitas, dan terbongkarnya rahiasia ”pemurtadan” seperti tersebut diatas sebagai landasan amanat agung, juga dituliskan dalam Alkitab 2 Yoh 1:7-11 di bawah ini;

1:7 Sebab banyak penyesat telah muncul dan pergi ke seluruh dunia, yang tidak mengaku, bahwa Yesus Kristus telah datang sebagai manusia. Itu adalah si penyesat dan antikristus.

1:9 Setiap orang yang tidak tinggal di dalam ajaran Kristus, tetapi yang melangkah keluar dari situ, tidak memiliki Allah. Barangsiapa tinggal di dalam ajaran itu, ia memiliki Bapa maupun Anak.

1:10 Jikalau seorang datang kepadamu dan ia tidak membawa ajaran ini, janganlah kamu menerima dia di dalam rumahmu dan janganlah memberi salam kepadanya. 1:11 Sebab barangsiapa memberi salam kepadanya, ia mendapat bagian dalam perbuatannya yang jahat

Murtad agama, berarti keluar dari keyakinan tauhid, namun juga bermakna ingkar dari janji penciptaan hingga memilih jalan lain yang berlawanan. Sehingga dalam Islam (juga Kristen!), resiko orang yang murtad adalah: amalnya dihapus (QS 39:65), darahnya halal, kehilangan hak waris dan perwalian, perkawinan dengan muslim terputus, tidak boleh dido’akan, penolongnya setan, Allah tak lagi melindungi dan memberi hidayah, serta dia akan kekal menghuni neraka (QS 3:10).

QS Al-Maidah 5:54. Hai orang-orang yang beriman, barangsiapa di antara kamu yang murtad dari agamanya, maka kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum yang Allah mencintai mereka dan merekapun mencintaiNya, yang bersikap lemah lembut terhadap orang yang mukmin, yang bersikap keras terhadap orang-orang kafir, yang berjihad dijalan Allah, dan yang tidak takut kepada celaan orang yang suka mencela. Itulah karunia Allah, diberikan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya, dan Allah Maha luas (pemberian-Nya), lagi Maha Mengetahui.

QS Al-Baqarah [2]:27. (yaitu) orang-orang yang melanggar perjanjian Allah sesudah perjanjian itu teguh, dan memutuskan apa yang diperintahkan Allah (kepada mereka) untuk menghubungkannya dan membuat kerusakan di muka bumi. Mereka itulah orang-orang yang rugi.

Dengan demikian, ayat diatas memberi alasan sejarah pemurtadan, yakni kecenderungan manusia untuk bias dan membelokkan serta memutus sesuatu yang haq, seperti memutus hubungan kausalitas:“dan mereka memutuskan kebenaran yang diperintahkan Allah, yaitu untuk menghubungkan tali hubungan serta tidak merusak di bumi”. Langkah itu seperti merusak perjanjian saat manusia ditanya bukankah Aku Tuhanmu, maka manusia menyembah seraya membenarkan “ba laa syahidna” Engkaulah Tuhan Yang Esa, mereka juga menutupi kebenaran bahwa Yesus adalah utusan Allah, dan mereka menyesatkan ajaran keesaan Allah (2 Sem 7:13-14) serta menyebarkan kesesatan itu ke seluruh dunia. Sungguh cara yang salah dari awalnya dan pasti akan binasa (Ibr 1:10-11). Al-Qur’an 2:27 diatas menegaskan, bahwa manusia cenderung memutus hubungan kausalitas (maka terputuslah sebab dari akibat), mereka memilah satu kenabian dari lainnya padahal Isa telah memberi tanda keutuhan arti kenabian dirinya sampai Muhammad SAW. QS Al-Baqarah [2]:146 menerangkan; Kaum Yahudi dan Nasrani yang telah Kami beri Alkitab mengenal Muhammad seperti mengenal anaknya sendiri. Sesungguhnya sebagian mereka menyembunyikan kebenaran, padahal mereka mengetahui. Pemutusan untuk tidak taat pada tatanan Syari’at dan prinsip Hudud, sedangkan putus hubung kepada Rahim, seperti disepakati Jumhur adalah bagian kecil dari itu. (Lihat Tafsir AL-MUNIR, Wahbah Musthofa Zuhaili, Darul Fikr Beirut, 1991 juz 1 halaman 114).

Demikian pula bahwa ajaran trinitas (Mat 28:19-20) menjadi landasan untuk menebar doktrin sesat gereja, sedangkan mereka sadar Tuhan tahu atas kesalahan yang mereka lakukan (Maz 139:4, Luk 8:17). Adanya Dosa Waris dengan memanipulasi kenabian Yesus sebagai figur tuhan, menjadikan alasan prilaku Siti Hawa yang makan buah terlarang sebagai awal kesalahan seluruh keturunan Adam, sekaligus mengangkat Yesus menjadi Juru Selamat yang membebaskannya dari dosa. Justru Yesus sendiri menyangkal dirinya Tuhan (Luk 18:19), melarang dirinya disembah (Luk 4:7-8) dan hanya menyembah Allah Tuhan Yang Esa (Ulangan 6:4). Kalau benar dia Tuhan, kenapa Yesus memohon pertolongan agar tidak disalib (Maz 33:20), bahkan tak kuasa mengatasi nasibnya sendiri (Mrk 14:33-34), serta ia tegaskan hanya Allah yang tahu bagaimana akhir nanti (Mat 24:35-36), hanya Allah sang juru selamat (Yes 43:11, Yes 60:16). Bandingkan dengan peringatan Allah surat Al-An’am ayat 70 seperti diatas agar tak terjerumus dengan tipu daya manusia menjadikan agama sebagai penebus dosa, nerakalah balasannya. Al-Qur’an menyatakan bahwa Yesus Kristus tidak disalib, melainkan diangkat dan kelak akan turun di akhir zaman. QS Maryam 22-37 menjelaskan kelahiran Isa AS yang kemudian dipertuhankan sebagai Yesus; padahal dia hanyalah seorang rasul untuk bangsa Israel dan diperselisihkan oleh kaum Kristiani.

Dengan gugurnya dasar ketuhanan Yesus, maka doktrin trinitas kehilangan makna yang sebenarnya, demikian pula ajaran keselamatan (Wah 12:10, Kis 15:11) yang hanya memiliki satu missi tujuan (Ibr 9:28), mengapa kenabian Yesus harus menanggung dosa kesalahan anak cucu Adam. Tiap umat menaklukkan dirinya sendiri atas kuasa Tuhan (Rum 13:1; QS Ali Imron 189) dan bukanlah sebab muasal kejadian berasal dari Yesus (1Kor 8:6) melainkan dari Allah (Maz 148:5). Ortodoksi Kristen tentang konsep penyaliban Yesus sama sekali ditolak oleh teks Kristen awal; Selama abad pertama Masehi, nama Yesus atau Joshua merupakan nama populer di Palestina, hingga Yesus kedua adalah orang yang diinterogasi dan kemudian disalib. Gereja awal tidak secara bulat menerima penyaliban Kristus, mereka bingung apa sebenarnya terjadi saat itu. Bahwa ajaran pokok gereja ini kemudian diketahui menyimpang dari fakta kebenaran, yang sengaja untuk penyesatan keyakinan.

STRATEGI MENGHADAPI PEMURTADAN AGAMA

Ajaran dosa waris dan doktrin-doktrin gereja lain adalah sarana penyesatan gereja yang berpangkal pada azas keyakinan trinitas, sebuah kecenderungan naluriah manusia untuk menyembah banyak Tuhan. Dalam sejarahnya, manusia tak mampu memperoleh jawab tentang penciptaan hanya dengan akalnya, dia butuh wahyu berupa petunjuk (hidayah) agama melalui seorang Rasul. Islam mengajarkan adanya tingkatan hidayah yang bisa dikenali dan mampu menyelamatkan hidup manusia; Pertama berupa naluri fitrah (ilham) sebagaimana dimiliki binatang. Kedua, hidayah berupa indera (chawas) yang berjumlah lima dengan masing-masing fungsinya. Ketiga, akal manusia yang membedakannya dengan hewan; Keempat adalah petunjuk agama berdasar wahyu, dan kelima terakhir berupa taufiq pertolongan Allah untuk mengatasi setiap persoalan manusia dalam hidup di atas jalan kebaikan.

Pemurtadan Agama yang berasal dari program kristenisasi dan penginjilan harus dilihat dalam kerangka dakwah Islam, yaitu bagaimana muslim memahami ajaran Tauhid bersumber wahyu serta mengamalkan syari’at Islam pada diri sendiri, keluarga dan masyarakat. ”Mengapa kamu menyembah selain Allah, sesuatu yang tidak dapat memberi mudhorat kepadamu dan tidak pula memberi manfaat? Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (QS 5:76).

Pada masa Ibrahim ±awal milenium ke-2 SM, QS An-Najm [53]: 19-20 pernah mengingatkan hal keyakinan polytheistic seperti tritunggal (Al-Ma’idah [5]:73), yakni firmanNya:

Perhatikan cara Al-Qur’an [53]:19-20 ini mengidentifikasi Trinitas Yang Lain, bahkan QS Al-Baqoroh [2]:116; An-Nahl [16]:49; dan Ar-Ra’d [13]:15 dengan pasti Allah memberitahukan bahwa semua makhluk ciptaan yang dipertuhankan selama pencarian manusia sejak dahulu itu akan menjadi tunduk dan patuh, malah QS Ali Imron [3]:83 menyebutnya aslama dengan suka maupun terpaksa, karena hanya Allah yang berhak disembah dan disebut Tuhan. Dalam konteks pencarian manusia akan tuhannya inilah para Nabi dan Rasul itu diutus, bahwa akal manusia amat terbatas mengenali tuhannya serta memang tidak ada tuhan lain menyerupai selain Allah (QS Al-Anbiya’ [21]:25; Al-A’raf [7]:59,65,85) maka manusia harus ikhlas menerima dan menyembahNya (Az-Zumar [39]:11). Berita Al-Qur’an yang disampaikan Rasul itulah wahyu, hingga keyakinan adanya Allah dan Rasul, sebagaimana keyakinan akan MalaikatNya, Hari Qiyamat serta adanya Takdir Allah merupakan konsep dasar doktrin Islam. Al-Qur’an menegaskan, bahwa manusia masih selalu mencari-cari alasan untuk kufur tidak meyakini serta bagian terbesar enggan menyembahNya (QS Az-Zumar [39]:3; Yusuf [12]:106; Anbiya’ [21]:24; An-Naml [27]:14). Titik celah inilah yang dimanfaatkan oleh para misionaris untuk melaksanakan penginjilan masif, sedang polanya lewat pemenuhan kebutuhan-kebutuhan materi umat yang minim aqidah miskin keyakinan serta pengetahuan agama.

Kitab At-Tauhid, KMI Gontor Ponorogo menerangkan hal kalimat syahadah yang berisi ikrar “Tiada Tuhan (Ilah) Selain Allah, dan Muhammad Rasul utusan Allah” itu mengisyaratkan konsekwensi adil yakni al-mizan bil-qisth (QS Alhadid [57]:25) bahwa seorang muslim: (1) mengucapkannya dengan kesadaran ilmu pengetahuan memahami arti syahadatain; (2) meyakini sepenuhnya tanpa keraguan; (3) menerima ke-esa-an Allah tanpa berusaha kufur keluar dari aturanNya; (4) mengikuti tuntunan risalah tanpa meninggalkannya; (5) menerima tauhid secara ikhlas tanpa menyekutukanNya; (6) membenarkan syahaadatain tanpa mendustainya; (7) mencintai syahaadatain serta mendahulukan apa-apa yang berasal darinya lebih dari yang lain. Penjelasan ketujuh makna keseimbangan tauhid ini menjadi landasan kerja dalam kegiatan keseharian muslim yang hanya memusatkan tujuan hidup kepada kuasa Allah SWT semata. Sedangkan arti kufr merupakan lawan kata iman, terdiri lima macam; yakni ingkar dengan cara mendustai Allah (QS Al-Ankabut [29]:68 dengan menyombongkan diri (QS 2:34); meragukan kebenaran yang haq (Al-Kahfi [18]: 35-38); berpaling dari Allah (Al-Ahqaf [46]:3);

menjadi munafiq (Al-Munafiqun [63]:3) bahkan menjadi murtad dengan ucapan-perbuatan-keyakinan (Al-Baqarah [2]:21, 217, Al-Ma’idah 78-80); kufur nikmat (An-Nahl [16]:112).

Pemahaman kufur nikmat adalah tingkat kekufuran terakhir berupa dosa kesalahan manusia disebabkan menuruti nafsu dan akalnya setelah diberi kenikmatan-kenikmatan, bukan berarti keluar dari agama atau seperti kesesatan yang disinyalir QS 2 :8-20. Persoalan akal inilah dalam sejarah keyakinan menempatkan manusia dalam pilihan-pilihan tak terbatas diantara politeisme – monoteisme atau diantara varian yang selalu terjadi. Beberapa contoh di dalam Al-Qur’an menggambar prilaku manusia yang cenderung merusak di bumi dengan kemaksiatan, fitnah (QS At- Taubah [9]:49), merintangi iman seseorang (QS Nuh [71]:7; An-Nahl [16]:94; Al-Furqon [25]:60; Asy-Syura [42]:52), penyesatan aqidah (QS [2]:217; Al-Ma’idah [5]:54), sehingga amal usaha mereka tak berguna (QS An-Nur [24]:39) disebabkan mereka menyebarkan keragu-raguan. Sedang strategi perusakannya, yakni beribadah kepada selain Allah; hatinya meyakini kebenaran tapi lain dalam tindakan termasuk menuruti hawa nafsu yang bersifat mengklaim, nikmat semu, penuh angan-angan dan mengandung birahi. QS Ibrahim [14]:27 dengan berbuat aniaya (dholim) dalam segala hal, mengikuti syahwat duniawi yang merupakan puncak segala kerusakan.

Bagian terluar persoalan manusia yang nampak adalah persoalan materi, namun kebutuhan esensi tetap pada ketenangan batin dan keberkahan hidup. Sedang kebutuhan-kebutuhan lainnya (menurut Abraham Maslow dan telah direvisinya sendiri yakni adanya kebutuhan spiritual) dapat dipenuhi berdasarkan prioritas, hingga peta kebutuhan itu berurut dari nomer satu sampai enam dimulai makan-minum, kebutuhan tempat tinggal sampai aktualisasi diri yang bersifat non-materi. Pada yang terakhir inilah manusia membutuhkan sebuah keyakinan ketuhanan. Sekarang ini oleh beragamnya kebutuhan, kian sulitlah orang memilah-milah pemenuhan kebutuhan hidup hingga para Penginjil memanfaatkan fakta kemiskinan umat untuk tujuan pemurtadan agama. Terakhir orang membenturkan persoalan keberagaman Indonesia dengan kebebasan beragama, dengan penerapan pembelajaran pluralisme agama di sekolah-sekolah bahkan ada sementara golongan yang takut dengan keislamannya. Disini akan terlihat pemikiran seseorang yang bertuhan dan yang tak bertuhan, antara aliran tauhid beserta akibat yang dihasilkan dengan faham pluralis, sinkritis dan atheis (lihat Trend Pluralisme Agama Tinjauan Kritis, Anis Malik Thoha, Perspektif, 2006). Secara material semua membutuhkan makan minum dan lainnya, maka pemurtadan agama melalui Supermie, Biaya Sekolah, Pacarisasi Muslimah, Sumbangan Pakaian, Rumah Tinggal dll. dapat diketahui niat yang sebenarnya, yakni merusak iman dan menebar kesesatan. Dari sini diketahui bahwa gerakan kristenisasi merupakan program gereja global dengan menggunakan segala cara; melanggar tatanan UU kerukunan antar umat beragama dengan penyiaran agama kepada umat lain melalui agenda, bantuan materi dan program pemikiran (non-fisik) dari segala lini dan tingkat kebutuhan.

Untuk meruntuhkan doktrin dasar trinitas, dengan pola-pola pemurtadan diatas harus difahami bahaya keseluruhan tujuan kristenisasi, maka kaum muslimin harus istiqomah melangkah pada masing-masing bidang diatas tuntunan Islam. Jika mereka menjalankan kristenisasi, yakni pemurtadan terselubung dengan jalur pendidikan, sarana materi, pemanfaatan media dan solidnya organisasi, kenapa ummat Islam berkutat pada cara-cara khutbah? Alternatif lain harus dirumuskan serta dilaksanakan seperti:

  1. Program imunisasi Aqidah yang terstruktur mandiri berkelanjutan dari Dasar-dasar Agama Islam yang dilakukan seefektif mungkin mulai dari individu, keluarga dan masjid-masjid berdasarkan tujuan sesuai tingkat, lokasi dan kapasitas kebutuhan. Program ini sebaiknya mengembalikan keluarga muslim khususnya pada ruh agama berdasarkan nilai Al-Qur’an dan sunnah Rasulullah SAW.
  2. Perlu kerjasama ukhuwah yang padu demi menyebarkan, menjalankan dan memperjuangkan syari’at islam secara benar, baik dengan maupun tanpa mengindahkan rencana kristenisasi seperti agenda pemurtadan umat Islam. Mereka menyebutnya mulai tahun 2005 sebagai penuaian dan tahun 2020 sebagai Penggenapan Amanat Agung, bahwa nusantara telah tercerahkan mengimani Yesus. (Transformasi Indonesia, Jeff Hammond, penerbit MetaNoia, 2003 halaman 27).
  3. Orang tua perlu mencermati dengan kritis lingkungannya dan pengaruh media informasi (terutama televisi) yang dapat melemahkan aqidah keluarga, bahwa dakwah meliputi teologi visual dan selanjutnya. Orang tua memiliki kuasa mengkondisikan anaknya apakah menjadi muslim yang baik atau malah menjadi yahudi atau nasrani, demikian hadits riwayat Bukhori 1:1292, shohih Ibnu Hibban 1:129 dan Sunan Baihaqi 6:11918. Dibutuhkan langkah praktis untuk menggalang kekuatan pendidikan yang islami, ekonomi dan politik di masing-masing posisi maupun kapasitas pribadi, hingga hadirnya Islam di semua tempat menjadi berkah.
  4. Menggelindingkan basis-basis kekuatan aqidah yang ke dalam (internal umat) solutif memberi alternatif jalan keluar atas kesulitan dan kemunduran yang dirasakan keluarga-keluarga muslim antara lain dengan amal – iman – ihsan; dan ke luar umat Islam dengan memperbanyak dialog Agama Islam-Kristen yang berorientasi penyadaran dan dakwah, bukan semata bertujuan mengalahkan debat ketuhanan. Wa Allahu a’lam bis showaab!

*) Disampaikan pada sesi akhir Short Course Kristologi II di Masjid Syuhada’ tanggal 17-19

Agustus 2006.

Posted by : Kor 2

TRI TUNGGAL

Studi Kristologi 28/05/2006

MISI KRISTENISASI DI MEDIA

BERPOROS DOKTRIN TRITUNGGAL

Latar Belakang Masalah:

o Misi internasional dalam kasus Timtim (1997) adalah perhatian pada sesama hamba yang tertindas oleh kemiskinan “sejalan dengan konsepsi gereja yang menderita”. Penderitaan mereka adalah derita gereja yang universal, maka intervensi kemanusiaan untuk warga Timtim berubah menjadi wajib dalam tugas ketuhanan. Terakhir bisa terulang dalam kasus misi penyelamatan Papua (Kompas, 24/05/06), kita ingat doktrin Katolik “tiada keselamatan di luar Gereja” dan bagi Protestan “tiada keselamatan di luar Kristen” (Anis Malik Thoha, Tren Pluralisme Agama, Tinjauan Kritis, Perspektif KGI, Jakarta, cetakan ke-1, 2005, hal 20, 77, 249, 256).

o Misi global ini dapat dilihat pula dari berhasilnya pengaruh tren pemikiran pluralisme-liberalisme dikalangan Muda Indonesia dengan mengangkat isu-isu aktual seperti keadilan sosial, tenaga kerja, gender, kebebasan dll. dengan menghubungkannya pada konsepsi kebangsaan. Seminar Reformasi Visi Indonesia 2030 dikemas dengan baik oleh penyebar misi, menggiring opini bahwa terjadi intervensi kapital atau penguasaan pasar global di dalam negeri dan pemaksaan fundamentalisme sektarian lokal (baca Kompas, 19-20 dan 22/05/06!).

o Gerak kristenisasi dunia telah menggurita di lingkungan kita. Agenda global yang diboncengi misi gereja, tidak bisa dilepas dari tiga doktrin akar keyakinan mereka meski Yesus misalnya hanya untuk kaum Israel (Mat 15:24, Kis 5:31, Why 5:5, Mat 2:1,2,5,6), faktanya ajaran bernafas gereja terus disebar, bahwa 2020 akan terjadi transformasi amanat agung disusul turunnya Yesus. Sementara QS 114:1-6 mengindikasi ketuhanan buat seluruh manusia itu berwujud rububiyyah – mulukiyah – uluhiyah yang bersifat spiritual mendasari setiap amal manusia (Tafsir Al-Munier Jilid 30, Wahbah Zuhaili hal 480-483). Diperlukan sikap kritis membaca perkembangan dakwah misi, yang tak melepaskan dasar pemikiran/keyakinan dari langkah aksi, demikian pula konsistensi dan kesabaran menjalankan agenda dakwah bersama.

Dakwah Misi Di Media:

o Penguasaan Kristologi yang lemah dalam banyak kasus menjadikan dakwah Islam kurang efektif, bahkan pemikiran barat mendominasi diskursus dakwah misi di media. Padahal akar teologi gereja hingga kini kabur dan tidak selesai dalam perdebatan internal mereka (Yoh 4:24, Rom 9:5, 10:9, Kis 9:19), sementara Yoh 17:3 bahwa satu-satunya Allah yang benar, dan mengenal Yesus Kristus yang telah diutus. Elastisitas teologi ini mendasari misi Kristen yang kini menjadi misi global dan disebar melalui agenda aksi dimanapun. Disinilah programa media masa (tulis-lisan-visual) perlu dicermati dengan kritis, bagaimanapun keyakinan melahirkan agenda praksis. Perlu dimulai pendalaman kristologi dan pemilihan obyek studi/penelitian berbasis Alqur’an -Alkitab dengan banyak terlibat praktek lapangan.

o Ibarat sepakbola, kondisi umat saat ini memasuki permainan babak akhir, maka dibutuhkan kerjasama yang padu oleh semua unsur pemain dakwah misi disertai pemahaman peta lapangan serta anatomi strategi lawan tanding. Adakah peran kecil (operan bola atau gerakan pengecoh) yang mampu disumbangkan pada pos-pos da’i misi di lingkungan lapangan dakwah? Logika pasar (lapangan) mesti dikuasai, juga pilar keislaman yang utuh akan menerangi jalan pertandingan, bahwa organisasi serangan mutlak diatur di setiap lini dakwah.

Aksi Dakwah Bagaimana Yang Dibutuhkan? :

o Karena inti gerakan kristenisasi berporos pada tritunggal, maka sasaran penting yang strategis adalah “merobohkan” doktrin tersebut. Faham-faham global berupa pluralisme, sekularisme, liberalisme dan turunannya yang saat ini dipasarkan media gereja dimanapun berdiri diatas fondasi keyakinan Tuhan Bapa, Tuhan Anak dan Tuhan Yesus. Teologi ini melahirkan ajaran dosa waris, penyaliban Yesus, keselamatan gereja dan Kristen, kenabian Yesus, yang berakibat pengkaburan konsep ketuhanan Kristus maupun kontradiksi ayat-ayat Alkitab. Mereka selalu berpaling (Luk 9:20, 24:43, Mat 28:19) dan menyembah selain Allah (QS 42:15, 5:73-77). Memahami teologi gereja berdasar anatomi Alkitab bisa efektif menghalau sebaran doktrin. Membaca peta kristenisasi di media, akan memperjelas strategi “bermain”.

o Menejemen aksi bersama menghadapi misi kristenisasi di media, kian bermakna apabila dimulai dari yang kecil-kecil dan berasal dari lingkungan sendiri. Mengenal substansi taqwa, kufur dan nifaq mempertegas garis perjuangan dan selamatkan bakti agama (QS 2:1-20). Konsep Ibda Bi Nafsika mengurai kemudahan langkah-langkah dakwah misi, menguatkan bangunan pilar keyakinan berislam serta menumbuhkan energi-sinergi dakwah berkelanjutan.

o Melalui target misi skala kecil, yakni meneruskan agenda Forum ini, maka perubahan pelan tapi pasti akan sampai pada hasil (visi material maupun misi spiritual) gerak dakwah yang lebih baik. Tausiyah diantara kita sangat dibutuhkan, agar hasil-hasil kecil itu tidak malah membebani langkah besar di masa yang akan datang. Wallahu a’lam [ ]

TRITUNGGAL VS TAUHID:

PERAN (AKAL) ANDA?

Mat 28:19 Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka

dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus,

Mat 28:20 dan ajarlah mereka

melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu.

Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman.

Ayat Amanat Agung di atas merupakan ayat-ayat tambahan, karena mulai ayat 16-20 baru ditambahkan ± 300 tahun kemudian oleh para penginjil, hingga menjadi ayat penginjilan seperti ditulis Hugh J. Schonfield nominator Nobel 1959 dalam The Original New Testament: ”Ayat Matius 28:15 ini adalah penutup Injil (Matius). Dengan demikian, ayat-ayat selanjutnya (16-20) nampak sebagai yang baru ditambahkan kemudian. Mat 28:15, berbunyi: ”Mereka menerima uang itu dan berbuat seperti yang dipesankan kepada mereka. Dan ceritera ini tersiar di antara orang Yahudi sampai sekarang ini.” Oleh Prof. Robert Funk dari Universitas Harvard, dalam buku The Five Gospels mengomentari ayat-ayat tambahan ini sebagai berikut: “Perintah utama dalam Matius 28:16-20…diciptakan oleh para penginjil…Yesus sangat mungkin tidak memiliki ide mengajarkannya ke seluruh dunia dan (Yesus) sudah pasti bukan pendiri lembaga ini. Ayat ini tidak menggambarkan perintah yang diucapkan Yesus.” (Pengantar buku Dokumen Pemalsuan Alkitab, Molyadi Samuel AM., 2002)

Sementara doktrin ayat di atas juga berbeda dengan ajaran Yesus Kristus (± 6 SM – 30M), tertulis dalam Injil Yohanes 17:3 Inilah hidup yang kekal itu, yaitu bahwa mereka mengenal Engkau, satu-satunya Allah yang benar, dan mengenal Yesus Kristus yang telah Engkau utus. Oleh pengaruh Rasul Paulus ratusan tahun setelah era Yesus, doktrin itu terbaca dalam Injil Mat 23:9 Dan janganlah kamu menyebut siapa pun bapa di bumi ini, karena hanya satu Bapamu, yaitu Dia yang di sorga. 23:10 Janganlah pula kamu disebut pemimpin, karena hanya satu Pemimpinmu, yaitu Mesias. Disini diduga sistem pewahyuan bisa dimungkinkan; bahwa penulis Alkitab mendapatkan ilham dari Tuhan; atau melalui Roh Kudus; atau diberkati oleh Tuhan. Kebanyakan para penulis Alkitab itu masih bersaudara dan belum pernah bertemu dengan Yesus sendiri seperti halnya Paulus yang bahkan menisbatkan dirinya sebagai Mesias.

Perbedaan siapa tuhan itu semakin tajam jika kita ikuti eksistensi oknum Tuhan lain dalam ayat-ayat Alkitab Yohanes 10:30 Aku dan Bapa adalah satu. Mazmur 84:12 Sebab TUHAN Allah adalah matahari dan perisai; kasih dan kemuliaan Ia berikan; Ia tidak menahan kebaikan dari orang yang hidup tidak bercela. Sebutan matahari dan perisai pada ayat ini sama dengan julukan yang terdapat pada God of Light, The Lamb (domba) dan Light of The World, Jesus Christ Son of God (juga era Musa AS abad ke-14 – 13 SM banyak tuhan-tuhan lain). Hal ini mengingatkan pula julukan-julukan pada Tuhan Pagan seperti Zeus (Leo = Jupiter = Singa); di Mesir: Osiris – Horus – Typhon; di Persia: Oromasdes – Mithra – Ahriman; di Mexico: Yzona – Bacab – Echiah; di Skandinavia: Odin – Thor – Frey. Tiga oknum tuhan ini dalam kepercayaan Hindu disebut juga Tritunggal, satu tuhan dalam wujud Brahma – Visnu – Siva. Setelah era Trimurti, datangnya Siddharta Buddha (± 563 – 483 SM) adalah dalam rangka pencarian tujuan hidup (samawiy) sejati menemukan figur Tuhan yang sebenarnya, Sang Hyang Adhi Buddha. Tipologi ketuhanan Kristen mengenal pula: Tuhan Bapa – Anak Allah – Roh Kudus, dimana ajaran utama ini juga mereka sebut Tritunggal atau Trinitas. (Lihat Bab 6, Hindun Al-Mubarok dalam ”Langit Merah di Atas Salib”).

Masuknya Hindu sejak tahun 100 M berpengaruh sangat luas di alam pikiran manusia Jawa. Kepercayaan terhadap dewa disebut juga tuhan yang tiga tergambar jelas dalam wujud candi-candi Brahma-Wisnu-Siwa di kompleks Prambanan dan lainnya, mengingatkan pada sejarah kepercayaan kuno di Babil dan Asyur sampai Mesopotamia, yakni ANU penguasa langit, ENHIL penguasa bumi dan EA penguasa laut. Pada abad 1 M di Palmyra percaya adanya Allah Bulan, Langit dan Matahari. Sementara kepercayaan tritunggal di Mesir abad ke-2 adalah Horus – Isis – Osiris, dan pada zaman Ramses II menjadi Amon – Ra - Nut. (The Short History of Six Worship, H. Cutner, London, 1904, hal 16). Sejarah Tritunggal dalam keyakinan gereja menyangkut keesaan Tuhan dalam tiga wujud Allah Bapa, Allah Putra dan Roh Kudus baru dimulai pada Konsili Nicea (325M) diprakarsai oleh Kaisar Konstantin dan dipertegas doktrin tersebut di Konstantinopel pada masa Kaisar Theodosius tahun 381M. Sesungguhnya peletak dasar tritunggal bukanlah Yesus melainkan para penginjil sendiri. (QS Ali Imron [3]:78, lihat makalah FDK “Akar Teologi Kristen Dalam Pandangan Al-Qur’an” oleh penulis, 2006).

Pada masa Abraham, awal milenium ke-2 SM, Al-Qur’an An-Najm [53]: 19-20 pernah mengingatkan hal keyakinan polytheistic seperti tritunggal (Al-Ma’idah [5]:73)

Perhatikan cara Al-Qur’an mengidentifikasi Trinitas Yang Lain, bahkan QS 2:116; An-Nahl [16]:49; dan Ar-Ra’d [13]:15 dengan pasti Allah memberitahukan bahwa semua makhluk ciptaan yang dipertuhankan selama pencarian manusia sejak dahulu itu akan menjadi tunduk dan patuh, malah QS Ali Imron [3]:83 menyebutnya aslama dengan suka maupun terpaksa, karena hanya Allah yang berhak disembah dan disebut Tuhan. Dalam konteks pencarian manusia akan tuhannya inilah para Nabi dan Rasul itu diutus, bahwa akal manusia amat terbatas mengenali tuhannya serta memang tidak ada tuhan lain menyerupai selain Allah (QS Al-Anbiya’ [21]:25, Al-A’raf [7]:59,65,85) maka manusia harus ikhlas menerima dan menyembahNya (Az-Zumar [39]:11). Berita Al-Qur’an yang disampaikan Rasul itulah wahyu, hingga keyakinan adanya Allah dan Rasulullah, sebagaimana keyakinan akan MalaikatNya, Hari Qiyamat serta adanya Takdir Allah merupakan konsep dasar doktrin Islam. Al-Qur’an menegaskan, bahwa manusia masih selalu mencari-cari alasan untuk kufur tidak meyakini serta bagian terbesar enggan menyembahNya (QS Az-Zumar [39]:3; Yusuf [12]:106; Anbiya’ [21]:24 dan An-Naml [27]:14).

Dalam kitab At-Tauhid, KMI, Ponorogo menerangkan hal kalimat syahadah yang berisi ikrar “Tiada Tuhan Selain Allah, dan Muhammad Rasul utusan Allah” itu mengisyaratkan konsekwensi adil al-mizan bil-qisth (QS Alhadid [57]:25) bahwa seorang muslim: (1) mengucapkannya dengan ilmu pengetahuan pemahaman arti syahadatain; (2) meyakini sepenuhnya tanpa keraguan; (3) menerima ke-esa-an Allah tanpa berusaha kufur keluar dari aturanNya; (4) mengikuti tuntunan risalah tanpa meninggalkannya; (5) menerima tauhid secara ikhlas tanpa menyekutukanNya; (6) membenarkan syahaadatain tanpa mendustainya; (7) mencintai syahaadatain serta mendahulukan apa-apa yang berasal darinya lebih dari yang lain.

Sedangkan arti kufr merupakan lawan kata iman, terdiri lima macam; yakni ingkar dengan cara mendustai Allah (QS Al-Ankabut [29]:68; dengan menyombongkan diri (QS 2:34); meragukan kebenaran yang haq (Al-Kahfi [18]: 35-38); berpaling dari Allah (Al-Ahqaf [46]:3);

menjadi munafiq (Al-Munafiqun [63]:3) bahkan menjadi murtad dengan ucapan-perbuatan-keyakinan (Al-Baqarah 21, 217, Al-Ma’idah 78-80); kufur nikmat (An-Nahl [16]:112).

Pemahaman kufur nikmat adalah tingkat kekufuran terakhir berupa dosa kesalahan manusia disebabkan menuruti nafsu dan akalnya setelah diberi kenikmatan-kenikmatan, bukan berarti keluar dari agama atau seperti kesesatan yang disinyalir QS 2 :8-20. Persoalan akal inilah dalam sejarah keyakinan menempatkan manusia dalam pilihan-pilihan tak terbatas diantara politeisme – monoteisme atau diantara varian yang selalu terjadi. Pengaruh media agar manusia bias dari keyakinan dan prinsip-prinsip tauhid amat gencar sekali berdatangan (lihat lihainya Kompas mengelola Lingkar Penulis Muda dst. !) atau dibentur-benturkan nilai dasar komunikasi masyarakat melalui kebebasan-kesetaraan-solidaritas dengan prinsip keberagaman hidup berbangsa. Kebhinekaan nusantara dimanfaatkan menjadi pintu ampuh memasuki materialisme, multikulturalisme, maupun faham lain hingga kebenaran menjadi relatif dan pada saatnya gaung Amanat Agung tahun 2020 itu bagi kaum Kristiani menuai kenyataan. Apakah transformasi di Indonesia (baca pemurtadan) yang sedang terjadi ini berawal dari perubahan-perubahan nilai yang bersumber dari keyakinan beragama ? Wajar jika Undang-Undang « …tidak menjadikan umat yang telah beragama sebagai sasaran penyebaran agama masing-masing » itu ditolak pihak Kristiani dalam Musyawarah Antar Golongan Agama 30 November 1967. Mereka mati-matian menyebarkan Trinitas (Mrk 16 :15 dan Mat 28 :19) serta celakalah orang yang tak mau memberitakan Injil (1 Kor 9 :16). Dean Wiebracht dalam buku ”Menjawab Tantangan Amanat Agung”, Andi, 1992 menantang para Pendeta di seluruh dunia disinilah bagian mereka, setiap orang adalah sekaligus penginjil.

Maka tepatlah kondisi ini dengan firman Allah bagi yang tidak menyadari peranan jihad menegakkan tauhid (At-Taubah [9]:31; An-Nisa’ [4]:171), memerangi hawa nafsu dan melindungi kaum muslimin dari Misi Gereja (QS Ali Imron [3]:142), serta terlebih cara kita memperkuat aqidah dengan mengamalkan syariat dan menebar akhlak yang baik di sekeliling. Bahwa pribadi muslim memiliki tanggung-jawab di masing-masing posisinya untuk selalu menjadikan Al-Islam membawa rahmat, mensinergikan jiwa tauhid ke dalam penjuru profesi dan amaliah dakwah sesuai kemampuan. Bahwa kelak semua akan mempertanggung-jawabkan amal itu di hari kiamat yang tanda-tandanya semakin nampak terus mendekat. Wallahu a’lam bis-showab! [ ]

* Disampaikan dalam silaturahim Forum Dakwah Kristologi di Blunyahrejo, Sabtu 16 sep 2006.

Posted By : Kor 2

Pluralisme Agama

PLURALISME AGAMA

(oleh: Andi dalam kajian kamis/al-hadid/060406)

Pembagian Manusia & Sifat masing-masing kelompok menurut Al-Qur’an:

1. Mu’min dengan mengesakan Allah, kenabian 25 Rasul, Alkitab, Qiyamat, Qadha’ dan Taqdir. Identifikasi muttaqien banyak disebut Al-Qur’an, contohnya empat ayat QS Al-Baqarah 2-5.

2. Ingkar dari janji saat penciptaan disebut dua ayat (QS 2:6-7). 6. Sesungguhnya orang-orang kafir, sama saja bagi mereka, kamu beri peringatan atau tidak, mereka tidak juga akan beriman. 7. Allah telah mengunci-mati hati dan pendengaran mereka, dan penglihatan mereka ditutup. Bagi mereka siksa yang amat berat. Lihat QS 5:89, 2:26-27,224-5, 9:67-78, 6:47,49!

3. Munafiq merupakan tipe ketiga dan berjumlah terbesar, hingga paling banyak disebut dalam Al-Qur’an, mereka memiliki sifat-sifat manusia syaithan seperti 13 ayat (QS 2: 8-20). 8. Di antara manusia ada yang mengatakan: "Kami beriman kepada Allah dan Hari kemudian," pada hal mereka itu sesungguhnya bukan orang-orang yang beriman. 9. Mereka hendak menipu Allah dan orang-orang yang beriman, padahal mereka hanya menipu diri sendiri sedang mereka tidak sadar. 10. Dalam hati mereka ada penyakit, lalu ditambah Allah penyakitnya; dan bagi mereka siksa yang pedih, disebabkan mereka berdusta. 11. Bila dikatakan kepada mereka: "Janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi." Mereka menjawab: "Sesungguhnya kami orang-orang yang mengadakan perbaikan." 12. Ingatlah, sesungguhnya mereka itulah orang-orang yang membuat kerusakan, tetapi mereka tidak sadar. 13. Apabila dikatakan kepada mereka: "Berimanlah kamu sebagaimana orang-orang lain telah beriman." Mereka menjawab: "Akan berimankah kami sebagaimana orang-orang yang bodoh itu telah beriman?" Ingatlah, sesungguhnya merekalah orang-orang yang bodoh; tetapi mereka tidak tahu. 14. Dan bila mereka berjumpa dengan orang-orang yang beriman, mereka mengatakan: "Kami telah beriman." Dan bila mereka kembali kepada syaitan-syaitan mereka, mereka mengatakan: "Sesungguhnya kami sependirian dengan kamu, kami hanyalah berolok-olok." 15. Allah akan (membalas) olok-olokan mereka dan membiarkan mereka terombang-ambing dalam kesesatan mereka. 16. Mereka itulah orang yang membeli kesesatan dengan petunjuk, maka tidaklah beruntung perniagaan mereka dan tidaklah mereka mendapat petunjuk. 17. Perumpamaan mereka adalah seperti orang yang menyalakan api[*], maka setelah api itu menerangi sekelilingnya Allah hilangkan cahaya (yang menyinari) mereka, dan membiarkan mereka dalam kegelapan, tidak dapat melihat. [*]. Orang-orang munafik itu tidak dapat mengambil manfaat dari petunjuk-petunjuk yang datang dari Allah, karena sifat-sifat kemunafikkan yang bersemi dalam dada mereka. Keadaan mereka digambarkan Allah seperti dalam ayat tersebut di atas 18. Mereka tuli, bisu dan buta, maka tidaklah mereka akan kembali ke jalan yang benar, 19. atau seperti (orang-orang yang ditimpa) hujan lebat dari langit disertai gelap gulita, guruh dan kilat; mereka menyumbat telinganya dengan anak jarinya, karena (mendengar suara) petir,sebab takut akan mati. Dan Allah meliputi orang-orang yang kafir. 20. Hampir-hampir kilat itu menyambar penglihatan mereka. Setiap kali kilat itu menyinari mereka, mereka berjalan di bawah sinar itu, dan bila gelap menimpa mereka, mereka berhenti. Jikalau Allah menghendaki, niscaya Dia melenyapkan pendengaran dan penglihatan mereka. Sesungguhnya Allah berkuasa atas segala sesuatu.

Strategi Teologi Pluralisme Agama menurut Al-Qur’an:

1. Manusia yang cenderung melanggar janjinya sendiri dalam mengesakan Allah. Srateginya: merusak janji dengan cara tidak mau melaksanakan, meninggalkan akal dan perasaan, serta mangkir terhadap janji kenabian Para Rasul (Al-A’raf 179!); Sesungguhnya Kami jadikan untuk (isi neraka Jahannam) kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah), mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah) dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai.

2. Manusia yang cenderung memutus hubungan kausalitas (maka terputuslah sebab dengan akibat), mereka memilah satu kenabian dari lainnya padahal Isa telah memberi tanda keutuhan arti kenabian dirinya sampai Muhammad SAW. QS Al-Baqoroh 146; Orang-orang (Yahudi dan Nasrani) yang telah Kami beri Al Kitab (Taurat dan Injil) mengenal Muhammad seperti mereka mengenal anak-anaknya sendiri. Dan sesungguhnya sebahagian diantara mereka menyembunyikan kebenaran, padahal mereka mengetahui.

Pemutusan untuk tidak taat pada tatanan Syari’at dan prinsip Hudud, sedangkan putus

hubung kepada Rahim (seperti disepakati Jumhur) adalah bagian kecil dari itu.

3. Manusia yang cenderung merusak di bumi dengan kemaksiatan, fitnah, merintangi iman seseorang, penyesatan aqidah dan penyebaran keragu-raguan. Strategi perusakan: beribadah kepada selain Allah, berbuat aniaya (dholim) dalam segala hal, mengikuti syahwat yang merupakan puncak segala kerusakan.

Pengertian Pluralisme Berkait Ide Trinitas:

Istilah khusus dalam studi agama-agama. (Al-ta’addudiyah al-diniyyah / Religious Pluralism). Tidak dapat dimaknai sembarangan, merupakan Program utama dalam liberalisasi agama, sekaligus Masalah dan tantangan bagi semua agama.

Moses Mendelsohn (1729-1786):

Menurut ajaran agama Yahudi, seluruh penduduk bumi mempunyai hak yang sah atas keselamatan, dan sarana untuk mencapai keselamatan itu tersebar sama luas seperti umat manusia itu sendiri. (Harold Coward, Kanisius, Pluralisme: Tantangan bagi Agama-agama, 1989, hal. 17)

John Hick:

Arti khusus (...pluralisme agama adalah suatu gagasan bahwa agama-agama besar dunia merupakan persepsi dan konsepsi yang berbeda tentang, dan secara bertepatan merupakan respon yang beragam terhadap, Yang Real atau Yang Maha Agung dari dalam pranata kultural manusia yang bervariasi; dan bahwa transformasi wujud manusia dari pemusatan-diri menuju pemusatan-Hakikat terjadi secara nyata dalam setiap masing-masing pranata kultural manusia tersebut –dan terjadi, sejauh yang dapat diamati, sampai pada batas yang sama).

Difinisi Kamus: “Pluralisme agama” adalah kondisi hidup bersama (koeksistensi) antar agama (dalam arti yang luas) yang berbeda-beda dalam satu komunitas dengan tetap mempertahankan ciri-ciri spesifik atau ajaran masing-masing agama.

Dan mereka berkata: Tuhan Yang Maha Pemurah mempunyai anak. Sesungguhnya kalian telah mendatangkan perkara yang sangat munkar. Hampir-hampir langit pecah karena ucapan itu, dan bumi terbelah, dan gunung runtuh; karena mereka mendakwa Allah Yang Maha Pemurah mempunyai anak. (QS 19:88-91)

Sungguh telah kafirlah orang-orang yang menyatakan bahwa Allah adalah salah satu dari yang tiga. (QS 5:73)

Padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak menyalibnya, tetapi (yang mereka salib) ialah orang yang diserupakan dengan Isa a.s. bagi mereka. (QS 4:157)

Sesungguhnya orang-orang kafir yakni ahli kitab dan orang-orang musyrik akan masuk neraka jahannam, mereka kekal didalamnya. Mereka itu adalah seburuk-buruk makhluk. (QS 98:6)

Syahadat Nicea (versi Katolik): lahir masa Kaisar Konstantin tahun 325M dan dipertegas doktrin tersebut di Konstantinopel pada masa Kaisar Theodosius tahun 381M, berbunyi:

“Kami percaya pada satu Allah, Bapa Yang Mahakuasa, Pencipta segala yang kelihatan maupun yang tidak kelihatan. Dan pada satu Tuhan Yesus Kristus, Putra Allah, Putra Tunggal yang dikandung dari Allah, yang berasal dari hakikat Bapa, Allah dari Allah, terang dari terang, Allah benar dari Allah Benar, dilahirkan tetapi tidak diciptakan, sehakikat dengan Bapa, melalui dia segala sesuatu menjadi ada…”

Perubahan syahadat Nicea:

Konsili Efesus, 431M, melarang perubahan apa pun pada ‘Syahadat Nicea’, dengan ancaman kutukan Gereja (anathema).

Konsili Kalsedon, 451M, mengubah ‘Syahadat Nicea’. Kutukan thd Arius dihapus.

Konsili Toledo III, 589M, Gereja Barat menambah frasa “dan Putra” (Filioque), pada penggal kalimat “dan akan Roh Kudus … yang berasal dari Bapa”.

Konsili Vatikan II, 1962-1965, mengganti kata pembuka “Aku percaya” menjadi “Kami percaya”.

Al-Islam terdiri 3 pilar yang utuh: Aqidah-Syariah-Akhlaq. Pluralisme Agama berbasis pada pemikiran Relativisme Kebenaran dan Iman. Paham ini begitu luas disebarkan di lingkungan kampus & organisasi Islam!

Fatwa MUI:

Pluralisme agama: suatu paham yang mengajarkan bahwa semua agama adalah sama dan karenanya kebenaran setiap agama adalah relatif; oleh sebab itu, setiap pemeluk agama tidak boleh mengklaim hanya agamanya saja yang benar sedangkan agama yang lain salah. Pluralisme juga mengajarkan bahwa semua pemeluk agama akan masuk dan hidup berdampingan di surga.

(1) Pluralisme, sekularisme dan liberalisme agama sebagaimana dimaksud pada bagian pertama adalah paham yang bertentangan dengan ajaran agama Islam. (2) Umat Islam haram mengikuti paham Pluralisme, Sekularisme dan Liberalisme Agama. (3) Dalam masalah aqidah dan ibadah, umat Islam wajib bersifat eksklusif dalam artian haram mencampuradukkan aqidah dan ibadah umat Islam dengan aqidah dan ibadah pemeluk agama lain.

1). Makalah pribadi Akar Teologi Kristen dalam Pandangan Alqur’an (2006).

2). Presentasi “Pluralisme Agama” dalam kesempatan terbatas oleh Adian Husaini tahun 2005,

(Kandidat Doktor bidang pemikiran dan peradaban Islam di ISTAC-IIUM).

PLURALISME AGAMA

(Kajian Lanjutan: Selasa-putm/180406)

Latar Belakang Masalah:

Manusia cenderung mencari sebuah kekuatan magis yang diyakini sebagai tuhan, membuat simbol-simbol dan perlambangan dari tuhan tersebut. Manusia tidak akan mampu sampai kepada kebenaran hakiki, jika dia harus berpikir sendiri (naluri indera dan ilham) tentang khaliq Sang Pencipta. Periode prasejarah adalah masa gelap, namun mazhab Darwinisme meyakini, masa tersebut telah memiliki kebudayaan. Sedang Koentjaraningrat (1994) menegaskan, lingkar kebudayaan terdalam adalah kepercayaan pada Tuhan. Al-Islam diturunkan untuk meluruskan kesalahan dengan jalan yang sesuai fitrah manusia, berupa; akal, hidayah dan taufiq. Hidayah akan merubah impuls syaraf kesadaran dari derajat binatang ke posisi kholifatullah fil ardh. Manusia bukan berasal dari hewan, bahwa lintas spesies dari hewan ke kejadian manusia merupakan sesat pikir. Bukan pula hakekat kebenaran berporos pada akal manusia atau alam.

Dalam rangka doktrin TRI TUNGGAL, Gereja membagi alasan penebusan Dosa Yesus pada umat manusia dalam tiga periode; 1) 2000 tahun dari Adam hingga Abraham, 2) 2000 tahun dari Abraham – Isa Almasih, 3) 2000 tahun dari Almasih–Kiamat. Drama penyaliban Yesus dengan mengorbankan waktu ±4000 tahun adalah bukti tiadanya faktor hidayah agama. Termonologi kholifah fil ardh, memungkinkan manusia jatuh sehina seekor kera. Manusia hanya bertanggung jawab kepada Allah, tidak terhubung amal perbuatan manusia lain sebelumnya.

Semakin banyaknya diskursus pemikiran perihal pluralisme agama (Al-ta’addudiyah al-diniyyah / Religious Pluralism) yang lahir dari pemikir-pemikir Islam. Menurut Adian Husaini, istilah ini khusus dalam studi agama-agama, tidak dapat dimaknai sembarangan, merupakan program utama dalam liberalisasi agama, sekaligus masalah dan tantangan bagi semua agama.

Moses Mendelsohn (1729-1786):

Menurut ajaran agama Yahudi, seluruh penduduk bumi mempunyai hak yang sah atas keselamatan, dan sarana untuk mencapai keselamatan itu tersebar sama luas seperti umat manusia itu sendiri. (Harold Coward, Kanisius, Pluralisme: Tantangan bagi Agama-agama, 1989, hal. 17).

Difinisi Kamus: “Pluralisme agama” adalah kondisi hidup bersama (koeksistensi) antar agama (dalam arti yang luas) yang berbeda-beda dalam satu komunitas dengan tetap mempertahankan ciri-ciri spesifik atau ajaran masing-masing agama.

Pembagian Sifat Manusia menurut Al-Qur’an:

1. Mu’min dengan mengesakan Allah, kenabian 25 Rasul, Alkitab, Qiyamat, Qadha’ dan Taqdir. Identifikasi muttaqien banyak disebut Al-Qur’an, contohnya empat ayat QS 2: 2-5, namun ujian bagi mu’min/muttaqien adalah pasti. Sikap batin seseorang pada akhirnya membutuhkan hidayah, karena kemampuan nalar maupun ketrampilan pengalamannya terbatas.

2. Ingkar dari janji saat penciptaan disebut dua ayat (QS 2:6-7). Peringatan keimanan buat kaum Kafir tidak diperlukan, karena Allah telah mengunci-mati hati, pendengaran, dan penglihatan mereka ditutup. Bagi mereka siksa yang amat berat. Inspirasi basis pengingkaran ini disinggung amat jelas dalam ayat ke-27 Al-Baqarah, mungkin dari sinilah persoalan pluralisme muncul. Pemutusan untuk tidak taat pada tatanan Syari’at, prinsip Hudud, pilar Aqidah dan Akhlak. Sedang putus hubung kepada Rahim (seperti disepakati Jumhur) hanya bagian kecil dari itu. Lihat QS 5:89, 2:26-27,224-5, 9:67-78, 6:47,49! Sungguh telah kafirlah orang-orang yang menyatakan bahwa Allah adalah salah satu dari yang tiga (QS 5:73).

3. Munafiq merupakan tipe ketiga dan berjumlah terbesar, hingga paling banyak disebut dalam Al-Qur’an, mereka memiliki sifat-sifat syirik manusia syaithan seperti 13 ayat (QS 2: 8-20) berupa; pendusta, sumpah palsu, mempermainkan Allah, sombong, penghasut, ingkar janji, tak berpendirian, penampilan mengesankan, dan berbuat fasik. Banyak dalih merelatifkan kebenaran dan iman, bahwa yang tahu persoalan hati (niat) hanyalah Allah SWT., sedang pemikiran manusia belum terbukti dalam tindakan nyata (praksis, amal dst.) dan belum melembaga jadi pembiyasan sifat-sifat ketauhidan.

Teologi Pluralisme Agama menurut Al-Qur’an:

Manusia yang cenderung melanggar janjinya sendiri dalam mengesakan Allah. Srateginya: merusak janji dengan cara tidak mau melaksanakan, meninggalkan akal dan perasaan, serta mangkir terhadap janji kenabian Para Rasul (Al-A’raf 179!); Sesungguhnya Kami jadikan untuk (isi neraka Jahannam) kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah), mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah) dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai.

Manusia yang cenderung memutus hubungan kausalitas (maka terputuslah sebab dengan akibat), mereka memilah satu kenabian dari lainnya padahal Isa telah memberi tanda keutuhan arti kenabian dirinya sampai Muhammad SAW. QS Al-Baqoroh 146; Orang-orang (Yahudi dan Nasrani) yang telah Kami beri Al Kitab (Taurat dan Injil) mengenal Muhammad seperti mereka mengenal anak-anaknya sendiri. Dan sesungguhnya sebahagian diantara mereka menyembunyikan kebenaran, padahal mereka mengetahui.

Manusia yang cenderung merusak di bumi dengan kemaksiatan, fitnah, merintangi iman seseorang, penyesatan aqidah dan penyebaran keragu-raguan. Strategi perusakan: beribadah kepada selain Allah, berbuat aniaya (dholim) dalam segala hal, mengikuti syahwat yang merupakan puncak segala kerusakan.

Syahadat Nicea (versi Katolik): lahir masa Kaisar Konstantin tahun 325M dan dipertegas doktrin tersebut di Konstantinopel pada masa Kaisar Theodosius tahun 381M, berbunyi:

“Kami percaya pada satu Allah, Bapa Yang Mahakuasa, Pencipta segala yang kelihatan maupun yang tidak kelihatan. Dan pada satu Tuhan Yesus Kristus, Putra Allah, Putra Tunggal yang dikandung dari Allah, yang berasal dari hakikat Bapa, Allah dari Allah, terang dari terang, Allah benar dari Allah Benar, dilahirkan tetapi tidak diciptakan, sehakikat dengan Bapa, melalui dia segala sesuatu menjadi ada…”

Perubahan syahadat Nicea dapat dicermati berikut:

Konsili Efesus, 431M, melarang perubahan apa pun pada ‘Syahadat Nicea’, dengan ancaman kutukan Gereja (anathema).

Konsili Kalsedon, 451M, mengubah ‘Syahadat Nicea’. Kutukan terhadap Arius dihapus.

Konsili Toledo III, 589M, Gereja Barat menambah frasa “dan Putra” (Filioque), pada penggal kalimat “dan akan Roh Kudus … yang berasal dari Bapa”.

Konsili Vatikan II, 1962-1965, mengganti kata pembuka “Aku percaya” menjadi “Kami percaya”.

Lintasan pendapat tentang Pluralisme Agama di Indonesia kian marak sejak Nurcholish Madjid:

“Sebagai sebuah pandangan keagamaan, pada dasarnya Islam bersifat inklusif dan merentangkan tafsirannya ke arah yang semakin pluralis. Sebagai contoh, filsafat perenial yang belakangan banyak dibicarakan dalam dialog antar agama di Indonesia merentangkan pandangan pluralis dengan mengatakan bahwa setiap agama sebenarnya merupakan ekspresi keimanan terhadap Tuhan yang sama. Ibarat roda, pusat roda itu adalah Tuhan, dan jari-jari itu adalah jalan dari berbagai Agama. Filsafat perenial juga membagi agama pada level esoterik (batin) dan eksoterik (lahir). Satu Agama berbeda dengan agama lain dalam level eksoterik, tetapi relatif sama dalam level esoteriknya. Oleh karena itu ada istilah "Satu Tuhan Banyak Jalan".” (Buku Tiga Agama Satu Tuhan, Mizan, Bandung, 1999, hal. xix.)

Al-Islam terdiri 3 pilar yang utuh: Aqidah-Syariah-Akhlaq. Pluralisme Agama berbasis pada pemikiran Relativisme Kebenaran dan Iman. Paham ini begitu luas disebarkan di lingkungan kampus & organisasi Islam di Indonesia (Adian mengidentifikasi 20 nama)!

Ketika Pluralisme Agama (Aqidah) dianut, maka konsep Syariat pun secara otomatis dirombak. Terutama hukum-hukum Islam yang selama ini mengatur hubungan antar pemeluk agama: hukum pernikahan, waris, dan sebagainya. (Lihat buku Fiqih Lintas Agama, CLD-KHI, dan sebagainya)

Pluralisme Agama adalah sebuah agama baru, dengan konsep aqidah, syariat yang berbeda dengan agama-agama yang ada. Begitu juga dengan konsep kenabian, dan seterusnya. Karena itu, wajar jika agama-agama yang ada menolaknya… Beberapa pendapat ini mungkin bisa dicermati!

Taufik Adnan Amal:

“Uraian dalam paragraf-paragraf berikut mencoba mengungkapkan secara ringkas proses pemantapan teks dan bacaan Alquran, sembari menegaskan bahwa proses tersebut masih meninggalkan sejumlah masalah mendasar, baik dalam ortografi teks maupun pemilihan bacaannya, yang kita warisi dalam mushaf tercetak dewasa ini. Karena itu, tulisan ini juga akan menggagas bagaimana menyelesaikan itu lewat suatu upaya penyuntingan edisi kritis Alquran.” (Makalah, “Edisi Kritis al-Quran”, dalam buku Wajah Liberal Islam di Indonesia”, 2002, hal. 78)

“Terdapat berbagai laporan tentang eksistensi bagian-bagian terhentu al-Quran yang tidak direkam secara tertulis ke dalam mushaf oleh komisi Zayd, dan karena itu menggoyahkan otentisitas serta integritas kodifikasi Utsman…Dengan demikian, pandangan dunia tradisional telah melakukan sakralisasi terhadap suatu bentuk tulisan yang lazimnya dipandang sebagai produk budaya manusia.” (Rekonstruksi Sejarah al-Quran” (2005, hal. 379-381)

Jadi, Pluralisme Agama – yang membenarkan semua agama dan kepercayaan – adalah nyata-nyata paham syirik modern yang dikemas dan dibungkus dengan kata-kata indah (canggih) untuk menyesatkan umat Islam.

1) Makalah pribadi Akar Teologi Kristen dalam Pandangan Alqur’an (2006).

2) Presentasi “Pluralisme Agama” dalam kesempatan terbatas oleh Adian Husaini, Januari 2006,

(Kandidat Doktor bidang pemikiran dan peradaban Islam di ISTAC-IIUM).

3) Wahbah Zuhaili, Tafsir Al-Munier, Daarul Fikr, Beirut, cetakan ke-1, 1991, hal 59-62, 76-88, 102-4, 112-118.

Posted by : Kor 2