Tuesday, December 9, 2008

Mitos Salib

MITOS PENYALIBAN YESUS


Dan karena ucapan mereka: "Sesungguhnya kami telah membunuh Al Masih, Isa putra Maryam, Rasul Allah[*]", padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak (pula) menyalibnya, tetapi (yang mereka bunuh ialah) orang yang diserupakan dengan Isa bagi mereka. Sesungguhnya orang-orang yang berselisih paham tentang (pembunuhan) Isa, benar-benar dalam keragu-raguan tentang yang dibunuh itu. Mereka tidak mempunyai keyakinan tentang siapa yang dibunuh itu, kecuali mengikuti persangkaan belaka, mereka tidak (pula) yakin bahwa yang mereka bunuh itu adalah Isa. QS An-Nisa’ [4]:157
[*]. Mereka menyebut Isa putera Maryam itu Rasul Allah ialah sebagai ejekan, karena mereka sendiri tidak mempercayai kerasulan Isa itu.



Pembahasan soal Perayaan Natal selalu berkait pada hal-hal pokok dalam kepercayaan Kristiani, menyangkut Misteri Kematian Yesus di Tiang Salib, Design Ajaran Gereja soal Ketuhanan Yesus dan Pertentangan Ayat Alkitab perihal Yesus Yang Sebenarnya. Bagi umat Islamsendiri, Perayaan Natal Bersama (PNB) telah berakhir dengan Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) khusus tentang Natal, intinya melarang muslim bergabung bersama dan mengucapkan Natal kepada saudara-saudara Kristiani. Namun tulisan ini fokus pada mitos natal dari dalam kepercayaan iman kristiani sendiri yang merujuk pada sumber-sumber pokok mereka.

Seperti diketahui perayaan natal amat berkait dengan misteri kematian dan penyaliban Yesus yang hingga saat ini jadi misteri gereja, karena umat kristiani telah mengimani berbagai konsep dan ajaran yang bersumber pada drama KEMATIAN YESUS DI KAYU SALIB. Misteri ini merupakan jawaban atas doktrin gereja seputar Konsep Ketuhanan, soal Dosa Waris dan Ajaran Penebusan Dosa. Seperti disebutkan Injil dalam soal ini menjadi inti keimanan mereka, yakni:
1 Korentus 15:13-14
Kalau tidak ada kebangkitan orang mati, maka Kristus juga tidak dibangkitkan. Tetapi andaikata Kristus tidak dibangkitkan, maka sia-sialah pemberitaan kami dan sia-sialah juga kepercayaan kamu.

Benarlah pokok keimanan mereka, bahwa Kematian Yesus Di Tiang Salib menjadi mutlak adanya, bahwa titik fokus keimanan Kristiani bergantung pada kepercayaan tersebut. Maka bagaimana seharusnya umat memahami doktrin ini menurut Albitab dan Al-Qur’an akan kita cari kebernaran misteri ini.

YESUS DITAKDIRKAN UNTUK DIKORBANKAN

Di dalam Injil kita temukan, bahwa Yesus sengaja dijadikan tumbal untuk menebus dosa Adan dan keturunannya. Dosa Adam inilah yang membuat Tuhan melaksanakan kontrak perjanjian anaknya Yesus untuk menebus dosa-dosa itu, tujuannya untuk menyelamatkan dunia dari kehancuran dan kebinasaan, hingga dosa-dosa tersebut kekal adanya dan dibutuhkan tumbal Yesus tersebut. Hal ini bisa diperhatikan firman Allah berikut:

Roma 5:12 Sebab itu, sama seperti dosa telah masuk ke dalam dunia oleh satu orang, dan oleh dosa itu juga maut, demikianlah maut itu telah menjalar kepada semua orang, karena semua orang telah berbuat dosa.

Roma 14:1 Terimalah orang yang lemah imannya tanpa mempercakapkan pendapatnya.

Yoh 3:16 Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.

Maka sesudah 4000 tahun pelanggaran Adam, Yesus harus diutus ke dunia dalam bentuk manusia, dia anak Tuhan ini harus disiksa dan rela mati disalib sesuai perjanjian yang ditetapkan Allah Bapa.

RELAKAH YESUS MATI DISALIB?

Ajaran penyaliban Yesus ini sama seakali bukan berdasar fakta, Yesus ternyata enggan mati di Kayu Salib, bahkan dia sangat menderita dan berkeluh kesah, ia sangat ketakutan dalam peristiwa sejarah ini. Seperti kita ketahui dalam kasus yang tertulis dalam Injil;

Lukas 22:43-44 Maka seorang malaikat dari langit menampakkan diri kepada-Nya untuk memberi kekuatan kepada-Nya. Ia sangat ketakutan dan makin bersungguh-sungguh berdoa. Peluh-Nya menjadi seperti titik-titik darah yang bertetesan ke tanah.

Bahkan Yesus amat putus asa dan berdoa: ”Eli, Eli, Lama Sabakhtani..! artinya ”Allahku, Allahku, Mengapa Engkau Meninggalkan Aku?” Diapun memohon kepada Bapa supaya tidak di salib, hal ini menunjukkan perasaan sedih dan keengganan Yesus untuk mati di kayu salib.

Mat 26:38-39 Lalu kata-Nya kepada mereka: "Hati-Ku sangat sedih, seperti mau mati rasanya. Tinggallah di sini dan berjaga-jagalah dengan Aku." Maka Ia maju sedikit, lalu sujud dan berdoa, kata-Nya: "Ya Bapa-Ku, jikalau sekiranya mungkin, biarlah cawan ini lalu dari pada-Ku, tetapi janganlah seperti yang Kukehendaki, melainkan seperti yang Engkau kehendaki.


Allah Bapa memiliki lain atas Yesus, mungkinkah? Benarkah alasan bahwa Yesus diutus turun berbentuk manusia untuk menebus dosa Adam dan keturunannya. Toh ia tetap anak Tuhan yang telah ditakdirkan mati di kayu salib? Namun sikap ketakutan dan jiwa pengecut ini bukan pengorbanan yang sebenarnya, bedakan dengan mereka yang benar-benar mati atas nama Tuhan Allah, pasti akan gagah berani menghadapi kematian. Jika demikian apa makna Salib atas kemtian Yesus yang dramatis demikian, mari kita buka ayat-ayat lain.

SALIB: LAMBANG KUTUKAN


Ibrani 3:13-14 Tetapi nasihatilah seorang akan yang lain setiap hari, selama masih dapat dikatakan "hari ini", supaya jangan ada di antara kamu yang menjadi tegar hatinya karena tipu daya dosa. Karena kita telah beroleh bagian di dalam Kristus, asal saja kita teguh berpegang sampai kepada akhirnya pada keyakinan iman kita yang semula

Alasan penting yang diketahui bahwa Salib pada saat itu adalah lambang kutukan, sebagai bukti pula adanya skenario manusia soal kematian Yesus, hal ini menurut penjelasan ayat Injil berikut:

Ulangan 21:23
Maka janganlah mayatnya dibiarkan semalam-malaman pada tiang itu, tetapi haruslah engkau menguburkan dia pada hari itu juga, sebab seorang yang digantung terkutuk oleh Allah; janganlah engkau menajiskan tanah yang diberikan TUHAN, Allahmu, kepadamu menjadi milik pusakamu.


see u next cronical insight, thanks!
andimhd@yahoo.com